Minggu, 29 Maret 2009

Pelajaran apa yang bisa diambil dari krisis perekonomian Amerika ?

Pidato Obama yang memukau:
“meskipun ekonomi kita melemah dan kepercayaan kita tergetar; walaupun kita hidup melalui kesulitan dan ketidakpastian; malam ini saya ingin setiap orang Amerika mengetahui hal ini; kita akan membangun kembali, kita akan mengejar kembali, dan Amerika Serikat akan muncul lebih kuat dari sebelumnya.”

Wah.....jangan-jangan Obama hanya beretorika saja, tentu saja ia memiliki konsep bersama kabinetnya untuk mengatasi krisis ekonomi Amerika. Hanya saja konsep tersebut sudah basi, tidak menyentuh akar masalah sehingga tidak akan mampu membawa Amerika keluar dari krisis.

Cara Obama mengatasi krisis keuangan Amerika dengan paket stimulus senilai US$ 787 miliar, sebenarnya hanya menambah beban rakyat. Semakin besar paket stimulus dikeluarkan semakin bertambah beban rakyat, sebab paket stimulus tersebut dibiayai oleh hutang publik.

Pada 1 Januari 2008 hutang publik AS mencapai US$ 9,210 trilyun dan pada akhir tahun 2008 jumlahnya meningkat menjadi US$ 10,669 trilyun atau sekitar 76,01% PDB. Kini (24/2/2009) hutang publik AS membangkak lagi menjadi US$ 10,843 trilyun.
Sementara efektivitas stimulus ekonomi dipertanyakan di dalam menahan kejatuhan ekonomi AS. Dengan biaya yang sangat besar, justru satu minggu setelah paket stimulus dikeluarkan bursa saham Amerika di Wall Street mengalami kejatuhan ke tingkat paling rendah selama 12 tahun terakhir.

Dalam tahun fiskal 2009, defisit APBN saat ini sudah mencapai US$ 569. Sementara itu berbagai prediksi menyebutkan defisit tahun fiskal 2009 bisa mencapai US$ 1-2 trilyun. RGE Monitor memperkirakan defisit dapat mencapai US$ 1,6-1,8 trilyun, Merrill Lynch 1,45 trilyun, JP Morgan 1,5 trilyun, Goldman Sachs US$ 1,4 trilyun, Morgan Stanley US$ 2 trilyun, dan CBO memprediksi defisit mencapai US$ 1,2 trilyun. Pada tahun fiskal 2008 defisit APBN Amerika mencapai US$ 454,8 miliar atau setara dengan 3,2% PDB.

Menurut RGE Monitor besarnya defisit APBN tahun ini memunculkan resiko yang sangat besar. Antara lain penurunan pendapatan, penurunan penerimaan dari pajak termasuk pajak yang selama ini diperoleh dari warga AS yang baru-baru saja di-PHK. Dalam periode Oktober 2008 - Januari 2009, perolehan pajak penghasilan perusahaan anjlok 44,3%.

Gambaran suram ekonomi AS merupakan sebuah kenyataan yang setiap hari menghantui pemerintah dan rakyat Amerika. Boleh dikatakan tidak ada senjata yang dapat digunakan oleh negara kapitalis ini untuk menghentikan krisis apalagi dengan presiden yang suka beretoika di hadapan rakyatnya.

Bagaimana dengan moralnya korporasi Amerika ???

Di tengah krsisis berat yang melanda negeri tersebut, dengan rakusnya perusahaan asuransi terbesar Amerika AIG membagi-bagikan bonus jutaan dolar AS kepada jajaran eksekutifnya.

Apakah salah membagi-bagikan bonus ????????

Masalah utamanya adalah uang yang dipergunakan untuk membagi-bagikan bonus berasal dari dana bailout yang dibayai dari pajak rakyat Amerika. Sedangakan AIG sendiri sebenarnya telah mengalami rugi besar, bahkan akan mengalami kebangkrutan jika saja tidak diselamatkan oleh pemerintah Amerika.
Merespon tingkah laku AIG, Presiden Obama berjanji untuk menghentikan pembayaran bonus AIG.
Obama mengatakan:
“In the last six months, A.I.G. has received substantial sums from the U.S. Treasury, … to use that leverage and pursue every single legal avenue to block these bonuses and make the American taxpayers whole.”

Sementara itu, AIG beralasan bonus yang mereka bagikan merupakan konsekwensi hukum dari kontrak AIG dengan para eksekutifnya. Jika kontrak tidak direalisasikan, maka AIG bisa dituntut.

AIG merupakan contoh nyata bagaimana rakusnya manusia-manusia dan korporasi Kapitalisme. Mereka merupakan gambaran ketamakan perilaku manusia dan sistem Kapitalisme itu sendiri.

Pemerintah Amerika juga terlalu idiot mengingat bagaimana mungkin rakyatnya sendiri diperas sedemikian kerasnya untuk membiayai kebangkrutan-kebangkrutan raksasa-raksasa korporasi finansial AS. Bagaimana mungkin pemerintah Amerika mau membeli aset-aset toxid dengan skema bailout, sehingga bailout itu sendiri menjamin perilaku tamak korporasinya?

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan:
“kapitalisme harus diberikan landasan moral baru” (BBC, 22/2/2009)

Pelajaran apa yang bisa di ambil oleh Pemerintah Indonesia ?

Kapitalisme memang tidak memiliki moral dan selamanya tidak akan mempunyai moral. Prilaku manusia kapitalis dibangun atas dasar kepuasan materi dimana tolak ukur kebahagiaan segala-galanya adalah kebahagian materi. Aktivitas kegiatan ekonomi dijalankan dengan motif keserakahan bahkan keserakahan itulah yang menjadi bahan bakar Kapitalisme. Pada tingkat negara, Kapitalisme dilestarikan dan bertahan hidup dengan menjajah negara lain.

Perekonomian Indonesia harus pro-rakyat jangan terintegrasi dengan perekonomian global, semakin terintegrasi perekonomian kita terhadap perekonomian global (Kapitalisme), maka semakin rentan pula perekonomian kita terhadap krisis.

Bagaimana caranya ???

• Melikuidasi pembangunan yang berorientasi pertumbuhan ekonomi dan mengarahkan pembangunan pada pemerataan (konsep kepemilikan) dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat (politik ekonomi) .
• Reorientasi ekspor, yaitu memaksimalkan bahan mentah dan sumber daya alam untuk kepentingan ekonomi domestik
• Deliberalisasi sektor investasi
• Pengelolaan SDA berdasarkan konsep kepemilikan umum dan state management
• Menggiatkan sektor riil dengan bisnis dan transaksi yang jauh dari spekulasi dan riba
• Mengoptimalkan pembiayaan pembangunan dari sektor kepemilikan umum dan melepas ketergantungan pada utang

Tidak ada komentar: