Selasa, 02 Maret 2010

Pria Lajang dan Gagal dalam Pernikahan, Lebih Rentan Stroke


Mewujudkan pernikahan yang bahagia memang mewujudkannya tak semudah yang dibayangkan. Namun,pria yang benar-benar bahagia dengan pernikahannya bisa menekan risiko stroke dibanding kerabat yang tidak berbahagia dalam menjalani mahligai rumah tangga mereka. Demikian diungkap sebuah riset yang dipublikasi University of Tel-Aviv.

Disebutkan dalam riset, pria lajang dan gagal mendapati pernikahan bahagia memiliki risiko besar mengalami stroke sebesar 64% ketimbang pria yang sukses meraih kebahagian dalam pernikahan. Para peneliti mengatakan pernikahan tidak bahagia juga memperbesar risiko pria terkena diabetes.

Hasil riset ini tak ayal mengejutkan peneliti. Pasalnya, para peneliti beranggapan kegagalan menjalani pernikahan seharusnya tidak berdampak secara langsung terhadap kesehatan pria. Riset sebelumnya mencatat resiko perempuan mengalami stroke bakalan berkurang jika ia menjalani pernikahan dengan bahagia.

Riset yang dilaksanakan oleh Israeli Ischemic Heart Disease Study in 1963 ini melibatkan 10.059 individu yang berkerja di bagian pelayanan publik atau pabrik. Selang dua tahun setelah riset pertama, tepatnya 1965, setiap sukarelawan ditanyakan kehidupan pernikahan mereka. Apakah berhasil atau tidak?

Dr Uri Goldbourt dari Tel Aviv University, mengatakan riset yang dilakukan menandakan betapa pentingnya keberhasilan menjalani sebuah hubungan bagi kaum pria. "Hasil analisa dari kesimpulan riset mencatat 3.6 % dari pria yang mengalami kegagalan pernikahan beresiko besar (64%) mengalami stroke ketimbang pria yang sukses menjalani pernikahan," ungkapnya kepada Telegraph.co.uk, Senin (1/3).

Ia menambahkan pihaknya tidak mengharapkan adanya kegagalan rumah tangga berdampak terhadap kesehatan pria."Pria lajang beresiko tinggi mengalami stroke, sama seperti pria yang gagal menjalani pernikahannya," kata dia.

Goldbourt menilai berdasarkan rataan usia meninggal dan status sosial ekonomi, obesitas, tekanan darah, kebiasaan merokok dan jumlah keluarga, merupakan faktor pemicu diabetes dan jantung. "Hal yang paling fatal adalah resiko stroke yang dialami pria dengan diabetes," tegasnya.

Walau demikian, Dr Goldbourt berpendapat riset terbaru cenderung memiliki beberapa kelemahan. "Telah terjadi kesalahan data dari stroke tidak beresiko dan beresiko, dan partisipasi penanganan secara medis setelah lima tahun riset berlangsung.

Selain itu, perempuan juga tidak dimasukan dalam riset. Sekalipun efek dari status pernikahan dan kesuksesan perempuan menjalani pernikahan tidaklah sama, riset pada perempuan mutlak diperlukan," pungkasnya.

http://www.republika.co.id/berita/105346/pria-lajang-dan-gagal-dalam-pernikahan-lebih-rentan-stroke

Senin, 01 Maret 2010

Tol Becakayu Jadi Dambaan Warga Bekasi



Warga Bekasi mendambakan beroperasinya tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) untuk mengatasi kemacetan lalulintas di seputar kawasan Kalimalang.

Fachry, warga Bintara Jaya Bekasi Barat, di Bekasi, Jumat, mengatakan, setiap hari membutuhkan waktu satu setengah jam untuk sampai di kantornya disebuah bank swasta kawasan Salemba Jakarta.

"Mulai dari Kalimalang depan pasar Sumber Arta hingga ke perempatan Jatiwaringin pada pagi hari untuk masuk tol kendaraan sangat padat dan macet, begitu juga bila masuk melalui pintu tol Bekasi Barat," ujarnya, Jumat (27/11).

Bila tol Becakayu beroperasi maka pintu masuk tol akan dibangun di seputar kawasan Sumber Arta atau titik lain yang dekat dari Bintara Jaya hingga memudahkan ke Jakarta pusat melalui tol dalam kota Jakarta.

Kini kendaraan roda empat saat jam akan ke kantor dan pulang kantor mengalami kemacetan. Jalan didomonasi oleh kendaraan roda dua dan angkutan umum. "Jika nanti tol tersebut beroperasi maka kendaraan roda empat tidak akan menumpuk lagi di jalan Kalimalang disebabkan kendaraan bisa langsung masuk ke tol," ujarnya.

Anggota DPRD Kota Bekasi HS Mulyanto mengatakan akses jalan tol tersebut sangat penting bagi masyarakat Kota Bekasi yang bekerja di Jakarta. Dengan adanya jalan tol Becakayu tersebut maka akan bisa mengurai kemacetan yang ada di sepanjang Kali malang menuju Jakarta, disebabkan jalan ada kini sudah tidak mampu lagi menampung volume kendaraan.

Ia mengatakan pemerintah melalui PT Jasa Marga harus ikut mendanai pembangunan jalan tol tersebut dan bermitra dengan swasta lain disebabkan anggaran dana pembangunannya sangat besar. Jalan tol yang tiangnya sudah terpasang di sepanjang Kalimalang itu telah terhenti pengerjaannya sejak sebelum 2000 lalu akibat adanya krisis.

"Setahu saya untuk menyelesaikan jalan tol sepanjang 21 km itu diperlukan anggarannya sekitar Rp4 triliun dan pengerjaannya diharapkan bisa dilanjutkan kembali," ujarnya. (Ant/OL-03)

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/11/27/108276/35/5/Tol-Becakayu-Jadi-Dambaan-Warga-Bekasi

NB :
Konstruksi jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang sempat mangkrak sejak 1998 akibat krisis ekonomi akan segera dibangun. Investor proyek jalan tol ini, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga akan mulai konstruksi tol senilai investasi Rp 5,74 triliun ini pada Maret nanti.

Direktur Utama Kresna Kusuma Dyandra Marga, Moertomo Basoeki, mengatakan pembangunan jalan tol sepanjang 21 kilometer ini akan dibagi dua tahap. Tahap satu ruas Jakasampurna (Bekasi Barat) -Kampung Melayu sepanjang 11 kilometer dan tahap dua ruas Jakasampurna - Duren Jaya (Bekasi Timur) sepanjang 10 kilometer.

"Masih ada 1 hektar lahan yang belum bebas di ruas tahap satu," kata Basoeki usai penekenan sindikasi pembiayaan di Jakarta hari ini. Namun pembebasan tanah itu tak sulit. Proyek tahap satu akan mulai beroperasi dengan sistem terbuka pada akhir 2009 dengan tarif kendaraan untuk golongan satu Rp 8000.

“Lalu lintas yang masuk ke jalan tol ini diprediksi mencapai 80-100 ribu kendaraan per hari,” kata Basoeki usai penekenan sindikasi pembiayaan di Jakarta, Rabu (16/1). Kresna memperoleh kredit senilai Rp 4,01 triliun dari sindikasi 14 bank dan satu perusahaan sekuritas.