Sabtu, 18 Juli 2009

Ilmu dan Keterampilan Bisnis



ADA banyak alasan mengapa kita memulai bisnis. Namun ada tiga alasan utama yang membuat kita mau memulai bisnis. Tiga alasan itu adalah Financial Freedom, Passive Income, dan More Time.

Financial Freedom, kita memulai bisnis karena keinginan kita untuk terbebas dari masalah keuangan dan keterbatasan kemampuan keuangan. Kita ingin mampu memiliki segala sesuatu sesuai dengan keinginan, misalnya ingin membeli rumah bagus, kendaraan, atau baju bagus tanpa harus menunggu saat ada diskon. Atau ingin makan di restaurant favorit bersama keluarga dan bebas memilih makanan kesukaan tanpa harus melihat besaran angka yang ada di sebelah kanan menu yang kita inginkan.

Passive Income, dengan memilili bisnis kita membayangkan akan memiliki penghasilan tanpa harus selalu bekerja untuk mendapatkannya. Kita ingin bisnis yang kita miliki mengirimkan uang secara terus menerus. Ingin memiliki pendapatan yang terus mengalir selagi kita berlibur, selagi kita bepergian, bahkan kalau perlu selagi kita tidur.

More Time, hampir sebagian besar orang yang memulai bisnis membayangkan akan memiliki waktu yang lebih fleksibel. Tidak seperti ketika masih menjadi pekerja yang sangat terikat dengan aturan dan disiplin, harus masuk sesuai jam kerja lima hari dalam seminggu, bahkan kadang - kadang harus masuk di hari libur. Dengan memiliki bisnis sendiri kita berharap bisa berlibur kapan saja, mengantar dan menjemput anak ke sekolah, pulang kampung (buat saya sesuatu yang istimewa), atau mau melakukan apapun kapan saja tanpa harus izin sakit, izin ke ini, izin ke itu yang tidak menyenangkan sama sekali.

Setelah kita memulai berbisnis, hampir semua entrepreneurs yang saya jumpai dan termasuk saya tentunya pada awal - awal saya berbisnis, bukannya mendapatkan tiga hal di atas malah justru semakin jauh dari yang kita harapkan. Bukan Financial Freedom yang kita dapatkan malah semakin hari semakin banyak utang yang kita gali, bisnis seolah-olah tak pernah henti-hentinya membutuhkan tambahan modal.
Bulan lalu kita menyuntik dana, bulan ini tak terhindarkan lagi kita harus mencari utang kesana kemari untuk menutupi cash flow, kalau tidak kita tutupi maka karyawan tidak gajian, maka supplier tidak akan mengirimkan lagi barangnya kepada kita, dan begitulah terus tanpa ada hentinya sehingga hutang semakin dalam.

Passive Income? Kita sudah lupa lagi bahwa kita pernah membayangkan memiliki passive income dari bisnis, karena setiap hari kita selalu disibukkan dengan berbagai persoalan. Bulan lalu penjualan merosot sehingga bulan ini kita harus fokus untuk membenahi penjualan. Ketika penjualan mulai kita tangani dan membaik muncul masalah piutang yang membengkak sehingga cash flow kita terganggu. Besok, inventory kita yang terlalu tinggi dan macet di gudang, dan lagi- lagi cash flow selalu menjadi masalah.

Kita jadi frustasi karena tim kita sangat tergantung dengan kita, tidak bisa memutuskan sendiri, tidak ada inisiatif, harus selalu kita kejar-kejar, bahkan banyak perintah-perintah kita yang tidak berjalan atau tidak dijalankan. Bukannya passive income yang kita dapat tetapi very very very active income yang ada.

Setelah berbisnis, bukan More Time atau waktu berlebih yang kita dapatkan, kita bahkan sudah tidak bisa lagi pulang sore seperti ketika kita menjadi pegawai dulu. Sabtu dan minggu kadang kadang harus mengurusi bisnis, waktu untuk keluarga terganggu, libur menjadi barang mahal bagi kita. Ketika menjadi pegawai, kita senang kalau ada tanggal merah. Namun, setelah jadi entreprenuer justru sebaliknya, sebal kalau ada tanggal merah, karena yang lain libur kita tetap memikirkan pekerjaan sendirian.

Banyak entrepreneur yang kehilangan orientasi dalam berbisnis karena semakin peliknya situasi, semakin dalamnya permasalahan dan semakin kompleksnya proses bisnis yang dihadapi seiring dengan bertumbuhnya bisnis yang dimiliki. Umumnya entrepreneur memulai bisnis dengan bekal semangat dan mimpi besar, dan terus demikian semakin lama bisnisnya bertumbuh tanpa mengimbangi dirinya dengan bekal pengetahuan dan ketrampilan dalam berbisnis secara memadai.

Kalau kita lihat berbagai profesi yang ada dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, menjadi dokter, pengacara, dosen, guru, bahkan tukang kayu, tukang las, ataupun pengemudi, semuanya memerlukan bekal pengetahuan dan keterampilan. Pengemudi perlu pengetahuan tentang jalan-jalan, pengetahuan tentang kendaraan yang dibawanya, dan juga perlu keterampilan dalam mengemudi, menghadapi kemacetan, melewati jalan menanjak, dan memberhentikan kendaraannya dengan aman.

Demikian juga dengan entrepreneur, kita tidak dapat membangun bisnis sesuai dengan keinginan kita tanpa pengetahuan dan keterampilan, membangun bisnis yang menjadi mesin pencetak uang bagi kita, bisnis yang jalan tanpa setiap saat mengharuskan kehadiran kita, dan bisnis yang bisa mengantarkan kita meraih impian-impian kita.

Pengetahuan dan Keterampilan, itulah kuncinya. Menjadi entrepreneurs dituntut untuk selalu menuntut ilmu dan belajar, tidak hanya belajar dari pengalaman kita sendiri tetapi juga harus belajar dari pengalaman orang lain, dengan membaca buku, majalah, atau mencari mentor dari entrepreneur yang sudah berhasil membangun bisnis. Dengan pengetahuan dan ketrampilan yang kita miliki sebagai entreprenuer kita akan terhindar dari berbagai persoalan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

*)By Ir.H.Heppy Trenggono,M.Kom, President Director United Balimuda Corp
Rabu, 15 Juli 2009 pukul 16:19:00

Rabu, 15 Juli 2009

Keyakinan Untuk Sukses


Manusia dilahirkan dengan keadaan dan perasaan mampu melakukan segalanya, sebelum dikacaukan oleh pesan-pesan ketidakmampuan yang datang dari lingkungannya.

Ketika Kita benar-benar mengharapkan terjadinya sesuatu, maka harapan ini memiliki efek yang kuat terhadap sikap dan kepribadian Kita. Semakin besar keyakinan terhadap harapan Kita, semakin mungkin bahwa Kita akan melakukan dan mengatakan sesuatu yang konsisten dengan apa yang Kita harapkan akan terjadi. Orang yang sukses berharap untuk menjadi sukses. Orang yang sukses senantiasa mengharapkan kesuksesan-kesuksesan dan yakin bahwa hal itu akan terjadi dalam hidupnya.

Stephen M.R. Covey dalam bukunya “The Speed of Trust” , untuk meraih tujuan hidup pribadi dan bahkan di dunia korporat tidak ada yang bisa melebihi kecepatan “Trust”. Oleh karena trust atau sifat percaya kepada orang lain, berasal dari rasa keyakinan diri terhadap diri sendiri dan Tuhan adalah salah satu unsur utama ikhlas.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah saw.bersabda, Allah swt. berfirman, Aku tergantung kepada prasangka hamba-Ku kepada-Ku. (HR.Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Berdasarkan hadist diatas, apapun yang Kita yakini dengan sepenuh hati akan menjadi kenyataan bagi Kita. Keyakinan Kita yang terdalam membentuk suatu layar prasangka yang membelokkan realitas eksternal Kita dan menyebabkan Kita melihat sesuatu tidak dengan cara yang sebenarnya tetapi dengan cara Kita. Keyakinan Kita yang kuat dapat menjadi kenyataan, Kita bukanlah apa yang Kita pikir tentang siapa diri Kita, tetapi apa yang Kita pikirkan, itulah Kita.

Hal terburuk dari semua keyakinan adalah keyakinan yang membatasi diri. Ini adalah keyakinan karena mengalami realita perkembangan dalam hidup, yang biasanya adalah perkembangan yang salah, yang menyebabkan Kita yakin bahwa Kita memiliki keterbatasan dalam beberapa hal. Sebagai hasil dari keyakinan yang mebatasi diri Kita, Kita terus menerus menganggap remeh diri Kita, dengan mudah menyerah dalam mengejar tujuan, dan lebih buruk lagi, bercerita kepada orang lain disekitar Kita bahwa Kita memiliki kekurangan dalam kualitas dan kemampuan tertentu.

Salah satu langkah terpenting yang perlu Kita ambil adalah mengatasi keyakinan yang membatasi diri Kita. Kita memulai proses ini dengan membayangkan bahwa Kita tidak memiliki keterbatasan sama sekali. Ketika Kita mengembangkan otak Kita sampai ke titik yang benar-benar Kita yakini, bahwa Kita dapat melakukan apapun yang Kita masukkan ke dalam otak, Kita akan menemukan suatu cara untuk menjadikan keyakinan itu sebuah realitas. Hasilnya seluruh keyakinan Kita akan berubah.

Keyakinan merupakan hal yang sulit untuk diubah, namun keyakinan merupakan hal yang dapat dipelajari. Dan apapun yang telah dipelajari dapat dihapus. Kita dapat mengembangkan keyakinan akan keberanian, kepercayaan diri dan ketekunan yang tak dapat dihentikan yang diperlukan untuk mendapatkan kesuksesan besar dengan cara memprogram otak alam bawah sadar Kita dengan cara tertentu.

By Hilman Muchsin , dari berbagai sumber.

Minggu, 12 Juli 2009

Great Names .......................


H.O.L.L.A.N.D
Hope Our Love Lasts And Never Dies

I.T.A.L.Y.
I Trust And Love You

L.I.B.Y.A.
Love Is Beautiful ; You Also

F.R.A.N.C.E.
Friendships Remain And Never Can End

C.H.I.N.A.
Come Here… I Need Affection

B.U.R.M.A.
Between Us, Remember Me Always

N.E.P.A.L.
Never Ever Part As Lovers

I.N.D.I.A.
I Nearly Died In Adoration

K.E.N.Y.A
Keep Everything Nice, Yet Arousing

C.A.N.A.D.A.
Cute And Naughty Action that developed into attraction

E.G.Y.P.T.
Everything’s Great, You Pretty Thing!

M.A.N.I.L.A.
May All Nights Inspire Love Always

P.E.R.U.
Phorget (Forget) Everyone… Remember Us

T.H.A.I.L.A.N.D.
Totally Happy, Always In Love And Never Dull

J.A.K.A.R.T.A

Jambret Ada, Koruptor Ada, Rampok Tentu Ada

K.O.R.E.A.
Keep Optimistic Regardless of Every adversity

Lee Sum Wan: Hello, can I speak to Annie Wan?

Mr. Saw Lee: Yes, you can speak to me.

Lee Sum Wan: No, I want to speak to Annie Wan!

Mr. Saw Lee: You are talking to someone! Who is this?

Lee Sum Wan: I’m Sum Wan. And I need to talk to Annie Wan! It’s urgent.

Mr. Saw Lee: I know you are someone and you want to talk to anyone! But what’s this urgent matter about?

Lee Sum Wan: Well just tell my sister Annie Wan that our brother, Noe Wan was involved in an accident. Noe wan got injured and now Noe Wan is being sent to the hospital. Right now Avery Wan is on his way to the hospital.

Mr. Saw Lee: Look if no one was injured and no one was sent to the hospital from the accident that isn’t an urgent matter! You may find this hilarious but I don’t have time for this!

Lee Sum Wan: You are so rude! Who are you?

Mr. Saw Lee: I’m Saw Lee.

Lee Sum Wan: Yes! You should be sorry. Now give me your name.

Sabtu, 11 Juli 2009

Ladies First


Ada seorang guru wanita yang mengajar Bahasa Inggris bagi murid SMP di tahun pertama. Ia memberikan pekerjaan rumah pada murid-muridnya yaitu mencari kosa kata baru sebanyak 3 kata dalam Bahasa Inggris dan akan dites pada hari Senin berikutnya.

Ada salah seorang murid yang dalam perjalanan pulang ke rumah melihat sepasang suami istri sedang bertengkar. Dia mendengar yang laki-laki berteriak “Shut up!!”.

Sesampainya di rumah dia bertanya kepada bapaknya, “Apakah shut up itu termasuk Bahasa Inggris?”

Bapaknya menjawab “Ya.”

Alhamdulillah dapat satu kata, batin si anak. Setelah mandi dan makan dia menonton film serial Superman di televisi.

Ketika akan terbang Superman berkata, “Superman!!”.

Dia bertanya lagi pada bapaknya, “Apakah Superman juga termasuk Bahasa Inggris?”, dan bapaknya pun menjawab “Yes”.

Dua kata… batin si anak lagi. Setelah menonton TV, si anak pergi ke perpustakaan. Dia melihat ada seorang laki-laki dan seorang perempuan sedang bertengkar berebut buku.

Perempuan itu berkata, “Ladies First”. Sesampainya di rumah dia bertanya Lagi pada bapaknya, dan bapaknya pun menjawab bahwa kata itu juga merupakan Bahasa Inggris.

Ah, leganya… kata si anak itu, “Aku sudah dapat tiga kosa kata itu!!”

Hari Senin, ketika pelajaran Bahasa Inggris, ibu guru bertanya tentang PR yang diberikannya minggu lalu.

Ibu Guru: “OK boy, did you get the words?”

Murid: “Yes, teacher.”

Ibu Guru: “Good, what is your first word Andy?”

Andy: “Shut up!!!”

Ibu Guru: “What did you say? Are you mad? Who do you think you are?”

Andy: “Superman!!!”

Ibu Guru: “Bloody fool!! Get out from this class!!”

Andy: “Ladies first!! Thank you.”

10 Kebijakan Paket Infrastruktur Belum Selesai


Pemerintah belum menyelesaikan 10 kebijakan yang merupakan bagian dari paket infrastruktur yang harus diselesaikan pada bulan Maret 2006, kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Infrastruktur, Suyono Dikun.

"Dari 23 paket kebijakan, sebanyak 13 kebijakan sudah selesai dan 10 masih dalam proses penyelesaian," kata Suyono di ruang kerjanya, di Gedung Depkeu, Jakarta, Jumat

Kebijakan yang belum selesai antara lain kebijakan tentang Rancangan Peraturan Pemerintah tentang pembagian kewenangan pemerintah daerah dan pusat yang harus diselesaikan Depdagri.

Kebijakan yang belum selesai lainnya antara lain adalah revisi Inpres 36 tentang pengadalan lahan untuk proyek infrastruktur oleh Badan Pertanahan Nasional dan SK Menkeu untuk pemberian alokasi resiko.

Dia menjelaskan, Menko Perekonomian Boediono akan segera melaporkan hal tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ditanya tentang tindakan Tim Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur terhadap kebijakan yang belum selesai dilakukan, Suyono mengatkaan, pihaknya akan memberi perpajangan waktu.

Ia mencontohkan, SK Menkeu yang belum selesai diberi perpanjangan waktu satu minggu.

Sedangkan terkait dengan infrastructure fund (pendanaan infrastruktur) Suyono mengatakan, pihaknya akan menanti diterbitkannya policy paper pada sekitar bulan Juni 2006 karena policy paper: tersebut akan membuat semua hal yang terkait dengan pendanaan termasuk bagaimana pembiayaan insfrastruktur oleh domestic capital market (pasar modal dalam negeri).

"Semua sedang dikerjakan Depkeu. Kita juga bekerja untuk melakukan berbagai diskusi dan dialog dengan Bank Dunia, ADB, Jepang, dan dengan institusi keuangan lain untuk memberi masukan pada policy paper itu," katanya. (ant)

07/04/2006 14:44:16 WIB
JAKARTA, investorindonesia.com

Memurnikan Gerakan Koperasi


Setidaknya 50% dari 90.000 koperasi yang memiliki izin usaha saat ini merupakan “koperasi merpati” alias koperasi yang hanya memburu fasilitas pemerintah. Karena itu, perlu dipetakan kembali keberadaan koperasi di Indonesia, terlebih banyaknya koperasi gelap yang memang hanya untuk mencari keuntungan semata.

Dengan munculnya koperasi gelap semacam ini, tidak terlalu mengherankan kalau gerakan koperasi di Tanah Air masih banyak dicibirkan orang, dianggap sebelah mata, tanpa pernah diperhitungkan kiprahnya di dalam membangun negeri ini. Kondisi perkoperasian di Tanah Air banyak tercoreng oleh ulah koperasi merpati semacam ini.

Selain hanya memburu proyek tetesan dari pemerintah, koperasi “papan nama” ini sering tidak bertanggung jawab terhadap kelangsungan kegiatannya. Banyak koperasi yang menyalahgunakan dana kredit (bank, perusahaan BUMN atau kredit lainnya) atau memanfaatkan koperasi sebagai kedok dalam menjalankan bisnis.

Digerogoti Petualang Koperasi

Menurut Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), saat ini setidaknya ada tiga jenis koperasi, yaitu koperasi sejati yang memiliki basis anggota yang kuat dan mampu beroperasi dengan baik meskipun tidak ada program bantuan pemerintah. Kedua, koperasi pedati, yaitu koperasi yang berdiri karena didorong atau ditarik oleh pejabat serta kurang mandiri, dan yang ketiga koperasi merpati, yaitu koperasi yang semata-mata hanya mencari fasilitas pemerintah.

Munculnya koperasi pedati dan koperasi merpati ini dimulai dengan banyak terjadinya pengangguran intelektual akibat terpaan krisis moneter berkepanjangan. Bisnis banyak yang tutup dan akhirnya terjadi booming pengangguran. Mereka tidak pernah berkepentingan dengan koperasi, dan hanya menggunakan koperasi sebagai ajang bisnis.

Sebelum krisis moneter, profesi para petualang ini sangat beragam, mulai dari eksekutif muda, pekerja kantoran dan mantan-mantan karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk pengusaha yang karena perusahaannya salah urus, akhirnya bangkrut, asetnya pun disita pemerintah untuk membayar utang.

Kemudahan mendirikan badan usaha berbentuk koperasi -dengan tujuan mengembangkan koperasi di Indonesia- telah dimanfaatkan secara keliru oleh para petualang koperasi ini. Berdalih ingin memberdayakan ekonomi rakyat kecil yang selama krisis mengalami nasib kurang menguntungkan, mereka justru mendirikan koperasi untuk keuntungan sendiri.

Jumlah petualang koperasi ini cukup banyak, terutama saat koperasi mendapat beberapa kemudahan, terutama kredit program seperti kredit usaha tani (KUT), Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA), maupun perlindungan usaha tertentu yang hanya boleh diupayakan koperasi.

Pengawasan dan Pendampingan

Untuk mengatasi tumbuh dan berkembangnya para petualang koperasi, ada beberapa tawaran solusi yang perlu dilakukan. Pertama, memperketat perizinan pendirian koperasi. Untuk itu, penelitian ulang terhadap calon pengurus (pengelola) koperasi perlu dilakukan. Istilah yang sedang ngetrend, pengurus koperasi harus melalui uji kelayakan dan kepantasan (fit and proper test).

Layaknya pejabat negara atau bankir, awak-awak koperasi harus pula menempuh ujian ini, tentunya sesuai kapasitas dalam lembaga koperasi. Misalnya, pengurus tidak pernah kena black list bank, atau belum pernah melakukan kejahatan ekonomi lainnya. Dengan demikian, koperasi yang mendapatkan izin benar-benar dikelola oleh mereka yang memiliki itikad baik untuk memajukan ekonomi kerakyatan yang berbasiskan demokrasi ekonomi.

Mau tidak mau, langkah seperti ini harus dilakukan sejak sekarang, terutama untuk menghindari para petualang yang ingin ikut mengail di air keruh. Jangan sampai koperasi yang hingga kini pamornya masih kalah dibanding pelaku usaha lain, kembali terjerembab karena ulah segelintir pengurus koperasi yang tidak bertanggung jawab.

Kedua, kembali mengefektifkan lembaga pengawas koperasi. Selama ini fungsi pengawas koperasi tidak banyak berperan. Padahal, jabatan dan tugas mereka cukup berat dalam ikut mengawasi jalannya koperasi bersangkutan. Tugas mereka adalah mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Selain itu, juga membuat laporan tertulis hasil pengawasan. Pengawas juga berwenang meneliti catatan yang ada pada koperasi dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Selain pengawas, koperasi dapat meminta bantuan jasa audit kepada akuntan publik.

Langkah ketiga yang tidak kalah penting adalah memberi pendampingan kepada koperasi agar pengurus koperasi bisa menggunakan uangnya sesuai peruntukannya. Lembaga donatur dalam hal ini bisa berperan untuk pendampingan bagi koperasi yang dibiayainya.

Beberapa lembaga keuangan model syariah, juga modal ventura, sudah jamak menjalankan peran pendampingan manajerial semacam itu. Bahkan mereka sering terlibat langsung dalam keseharian manajemen koperasi yang diberi kredit. Dengan pola-pola pendampingan semacam ini, bentuk penyimpangan akan dapat ditekan sekecil mungkin.

Dengan langkah-langkah tersebut di atas, gerakan koperasi akan mengalami pemurnian sebagai entitas bisnis yang profesional. Mereka yang tidak memenuhi ketentuan yang berlalu, akan bubar dengan sendirinya atau merger dengan koperasi lainnya yang sudah maju atau sudah berjalan dengan baik.

Hal yang juga tak kalah pentingnya adalah instansi pemberi izin koperasi, yakni Kanwil atau Kandepkop harus berani menutup usaha koperasi yang bermasalah. Hanya dengan langkah-langkah seperti ini bangunan koperasi di Indonesia akan semakin kokoh.

JAKARTA, INVESTOR DAILY
10/07/2009 22:45:04 WIB
Oleh Susidarto*)


*) Penulis adalah praktisi perbankan, pernah menjadi pengurus koperasi

DPR Harapkan Kualitas Jalan Tol Terus Meningkat


Kalangan DPR berharap kualitas pembangunan jalan tol bebas hambatan harus tetap ditingkatkan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, pembangunan jalan tol secara otomatis bisa menggerakkan sumber daya manusia (SDM) dan memajukan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Idealnya, pembangunan jalan bebas hambatan harus diatur sesuai perjanjian Asean, di mana antara satu negara dengan negara lain akan terhubungkan nantinya. Jika itu sudah terjadi, baru kita bicara ekonomi secara makro, dimana pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat sekitar 50 persen hingga 2015,” ujar anggota Komisi V DPR Adji Massaid kepada wartawan di Gedung DPR Senayan Jakarta, Kamis (9/7).

Menurut Adji Massaid, salah satu pembangunan infrastruktur jalan tol yang patut menjadi contoh adalah seperti yang dilakukan di Tiongkok, karena secara tak langsung mampu menggerakkan ekonomi padat karya di negara itu, sehingga model Tiongkok bisa diterapkan di dalam negeri.

Dia menjelaskan, jembatan Suramadu bisa dijadikan contoh untuk Indonesia, di mana manfaatnya sangat besar untuk pemberdayaan ekonomi rakyat, termasuk untuk menghubungkan infrastruktur Asean melalui pembangunan jembatan nusantara untuk menghubungkan satu pulau ke pulau lainnya. Jadi, pembangunan jalan bebas hambatan sebuah keharusan untuk menyambung ke semua sektor.

“Selama ini, permasalahan yang muncul adalah soal pembebasan lahan untuk jalan tol karena anggaran yang dibutuhkan sangat besar, sehingga kalau dikalkulasi dalam sebuah manajemen perusahaan BEP-nya membutuhkan waktu yang lama sekali,” kata dia.

Menyangkut kenaikan tarif tol setiap dua tahun sekali seperti diatur dalam UU No 38 Tahun 2004 dan PP Nomor 15 Tahun 2005, Adji menegaskan, hal itu harus dilakukan karena sesuai amanat UU. “Selanjutnya adalah, bagaimana kita bisa menciptakan transportasi massal yang baik, aman, murah. Saya yakin semua akan beralih ke kendaraan umum,” jelas Adji.

Soal masyarakat yang selalu merasa tidak puas atas layanan jalan tol dan juga masalah kemacetan, Adji mengatakan, itulah karakter masyarakat saat ini. “Sebagai solusinya, pembangunan dan pengembangan jalan tol harus tetap dilaksanakan, begitu juga jalan nasional juga harus ditambah karena saling berhubungan,” tandasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti (MMS) Wiwiek D Santoso mengatakan, selaku operator tol Tangerang-Merak telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 145 miliar untuk perbaikan dan rekonstruksi tol yang difokuskan untuk ruas Bitung-Balaraja yang ditargetkan akan selesai September mendatang.

Menurut Santoso, proses rekonstruksi ruas tol Tangerang-Merak yang dimulai tahun ini direncanakan akan selesai pada 2014. “Ini sebagai bentuk konsekuensi yang harus kami lakukan atas penyesuaian tarif sebesar 55 persen yang akan berlaku September mendatang, sebagaimana sudah diputuskan Menteri PU,” ujarnya.

Dia menjelaskan, skala prioritas rekonstruksi yang akan dilakukan MMS adalah ruas yang memiliki tingkat kerusakan tinggi. Perbaikan juga akan melalui pertimbangan mana yang perlu dipertahankan agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Kemudian, metode perbaikan akan selalu dikaji ulang untuk mencapai hasil yang optimal.

“Pelebaran lajur baru akan dilakukan apabila kapasitas jalan (V/C) telah mencapai 0.80. Sedangkan penambahan jalur baru akan dilakukan pada gerbang yang memerlukan penambahan jalur,” kata Wiwiek. (ref)

10/07/2009 20:31:55 WIB
JAKARTA, INVESTOR DAILY

Kamis, 09 Juli 2009

Paving the Way


Precast highway pavement is making inroads around the country.

By David Merritt

Precast-prestressed concrete producers long ago proved our product as a method for providing durable high-performance structural elements for bridges and commercial buildings. In recent years, however, some of these producers have found a new market segment for their product: pavement construction.

It's only natural. Precast concrete provides a long-lasting solution for pavements, offering many economical benefits over conventional, cast-in-place construction. Perhaps most importantly, precast concrete pavement panels can be installed quickly, during short (preferably overnight or weekend) construction windows, minimizing lane closures and disruptions to motorists.

The concept has gained acceptance. Five projects in the last six years have utilized pre-cast-prestressed concrete pavement (PPCP) construction. Each presented unique challenges and demonstrated the adaptability of precast concrete pavement to variety of applications.

Road projects in Texas, California, Missouri, and Iowa were accomplished through a Federal Highway Administration (FHWA)-sponsored demonstration program intended to help familiarize state highway agencies and local contractors with PPCP construction. A fifth project in Alaska was designed and constructed by Central Pre-mix Prestress Co., a precast producer in Washington State for a private mine project.

“The use of precast-prestressed concrete for pavements is a tremendous opportunity for the industry to show owners the advantages our product offers in the way of long-term durability and performance,” says Jon Grafton, president of Pomeroy Corp., of Perris, Calif. Pomeroy worked on the I-10 project in El Monte, which used the construction method.

“As more demonstration projects are constructed, owners will have the opportunity to compare the versatility that precast-prestressed concrete has over other repair methods,” the Pomeroy president explains.
The basics

The PPCP concept features full-depth precast concrete panels that are prestressed in both directions through either a combination of plant pretensioning and site post-tensioning, or simply bi-directional site post-tensioning. Pockets are generally cast into selected precast panels to provide access to the post-tensioning anchors.

These pockets are located either in panels at the middle of a section of post-tensioned panels or at the ends of the post-tensioning tendons. An expansion joint is cast into a panel at the ends of each post-tensioned section of panels to “absorb” the daily and seasonal expansion and contraction movements of the pavement.

Using full-depth precast panels, the top surface becomes the riding surface of the pavement, making production tolerances and surface finish critical aspects of panel fabrication. Generally, a light broom or turf drag finish is applied to the surface. Tongue-and-groove keyways are cast into mating edges of the precast panels to ensure vertical alignment of the panels as they are assembled onsite.

The panels are not match-cast to improve production rates. Epoxy is applied to the keyways before assembling the panels onsite to seal the joints between panels. The precast panels are installed over a prepared base. If necessary, standard undersealing procedures can be used to ensure full support beneath the panels.

The durability and performance benefits are the result of the quality from plant-produced products as well as incorporating prestressing. Plant precasting operations offer a tremendous degree of quality control over the types and the production of the concrete mixtures used, as well as the curing process for the products.

Also, restressing will further benefit durability and performance by inducing a compressive stress in the concrete, helping to minimize or even eliminate any cracking in the pavement. Prestressing also gives the pavement slab an ability to span voids or non-ideal base layers beneath the pavement. It also reduces the slab thickness required for traffic loading on the pavement.

Source: CONCRETE PRODUCER MAGAZINE
Publication date: October 1, 2007

14 Km Tol Kanci-Pejagan Telah Dibeton PPCP


PT Bakrie Toll Road menyatakan, sepanjang 14 kilometer (km) tol Kanci-Pejagan telah berhasil dibeton dengan menggunakan teknologi precast prestress concrete pavement (PPCP). Rencananya, setengah dari total panjang tol itu akan menggunakan beton hasil teknologi PPCP, setengah lainnya mengunakan beton konvensional.

Direktur Utama PT Bakrie Toll Road Harya Mitra Hidayat mengatakan, penerapan teknologi PPCP memang cenderung aman dan cepat dalam pembuatan jalan tol Kanci-Pejagan. Teknologi berupa produksi lembar beton cetak yang ditarik itu memang dikhususkan bagi jalan dengan kekuatan 10 ton, seperti halnya tol Kanci-Pejagan.

“Kontraktor kami, yakni PT Adhi Karya Tbk, berhasil mempercepat pekerjaan dengan menggunakan teknologi PPCP, sehingga saat ini beton sudah terpasang 14 km dari total panjang 34,5 km,” kata dia, di Jakarta, belum lama ini.

Harya menjelaskan, dengan raihan pembetonan sepanjang 14 km itu, berarti total panen yang terpasang sekitar 5.617 unit. Sedianya untuk setengah panjang tol Kanci-Pejagan atau sekitar 18 km dibutuhkan sedikitnya 7.220 panel yang saat ini telah seluruhnya terkirim ke lapangan.

“Dengan teknologi PPCP, produksi beton justru sudah mencapai 8.106 panel atau jika dipasangkan ke jalan bisa mencapai 20 km,” tegas dia.

Dengan penerapan teknologi PPCP itu, lanjut dia, pihaknya pun optimistis bisa mengoperasikan tol Kanci-Pejagan sebelum Lebaran 2009. saat ini, progres fisik di lapangan telah rampung 60%. Jika kondisi cuaca bagus, kegiatan fisik di lapangan bisa rampung pada Agustus atau September.

Harya juga menjelaskan, pihaknya juga akan mengusung teknologi tinggi dalam menggunakan transaksi tol, yakni teknologi Automatic Vehicle Classification (AVC). Teknologi itu merupakan bagian dari rangkaian peralatan pengumpulan pendapatan tol. Alat tersebut akan secara otomatis dapat menentukan golongan kendaraan yang melewati gardu tol, sehingga akurasi pendapatan lebih maksimal.

Menurut dia, peralatan itu berisikan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (sofware). Hardware terdiri dari 2 sensor pendeteksi kendaraan, yakni sensor atas tekanan akibat roda kendaraan yang melintas dan sensor optikal yang mendeteksi dimensi kendaraan serta komputer. Hasil deteksi ini kemudian dianalisis oleh sofware khusus dan diterjemahkan menjadi informasi golongan kendaraan. (imm)

24/06/2009 20:28:42 WIB
JAKARTA, INVESTOR DAILY

{mos_ri:tol kanci }

Menteri PU Dorong Penggunaan Konstruksi Dalam Negeri

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto berjanji akan mendorong penggunaan produk konstruksi di dalam negeri sesuai dengan Inpres No. 2 tahun 2009 tentang penggunaan produk dalam negeri.

"Kami sudah melarang penggunaan produk impor seandainya semuanya didapat dari dalam negeri," kata Djoko Kirmanto usai membuka Rapimnas Gapensi (Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia) di Jakarta, Senin.

Djoko mengatakan, di tengah-tengah iklim ekonomi di luar negeri belum pulih, produk Indonesia termasuk sektor konstruksi seharusnya menjadi andalan bagi pembangunan di Indonesia. "Memang sejumlah proyek konstruksi dibiayai dari pinjaman luar negeri, akan tetapi sesuai Inpres peralatan maupun materialnya harus bersumber dari dalam negeri," katanya.

Menteri PU mencontohkan penggunaan teknologi pondasi Sarang Laba-Laba yang ditemukan insinyur dalam negeri sudah diterapkan di sejumlah proyek konstruksi nasional di antaranya untuk pelabuhan udara dan gedung bertingkat.

"Sepanjang dapat diaplikasikan di lokasi serta biayanga tidak mahal, kemudian yang terpenting dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak (padat karya)," katanya.

Dia mencontohkan pembangunan Jembatan Suramadu meski dibiayai dari pinjaman Tiongkok akan tetapi peralatan serta bahan-bahannya sebagian dipasok dari dalam negeri serta kualitasnya bagus.

Sementara itu Ketua Umum Gapensi, Soeharsojo mengatakan, dukungannya kepada pemerintah untuk menggunakan produk di dalam negeri apalagi jika padat tenaga kerja.

Menurutnya, dengan menggunakan produk dalam negeri otomatis akan memberikan peluang pekerjaan terutama bagi industri bahan bangunan sehingga pada akhirnya ikut mendorong sektor riil.

Ia menilai, produk konstruksi Indonesia terbukti lebih berkualitas, murah sehingga dapat dimanfaatkan pasar (penyedia jasa) dalam kapasitas (volume) lebih besar ketimbang asing.

Apalagi dana stimulus yang disiapkan pemerintah Rp 6,7 triliun sebagian besar akan disalurkan melalui Satuan Kerja di daerah-daerah termasuk bagi Proyek Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP).

"Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberdayakan potensi lokal termasuk dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di daerah-daerah bagi pembangunan infrastruktur," ujarnya. (ant/gor)

01/06/2009 16:03:11 WIB
JAKARTA, investorindonesia.com

BPJT Siapkan Perubahan PPJT



Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) tengah menyiapkan perubahan klausul dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) untuk memberikan kepastian dalam pengusahaan jalan tol.

"Kami dari BPJT mengusulkan biaya pembebasan tanah dikeluarkan dari perjanjian (PPJT)," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Nurdin Manurung, di Jakarta, Rabu, dalam seminar yang diselenggarakan Himpunan Pengembang Jalan Indonesia (HPJI).

Menurutnya, selama ini risiko pembebasan tanah menjadi salah satu alasan keberatan dari investor dalam menyelesaikan pembangunan jalan tol yang hak konsesinya sudah diberikan.

Nurdin mengakui, pembangunan tol Depok-Antasari yang mengalami kesulitan karena harga tanah yang seharusnya Rp 770 miliar ternyata melonjak sampai Rp 1,8 triliun, sehingga pembangunannya tidak layak lagi secara bisnis untuk dilanjutkan.

Investor Depok-Antasari, PT Citrawaspputowa menyatakan keberatan akibat membengkaknya harga tanah dan biaya konstruksi. Untuk itu, mereka mengajukan pertemuan Tripatrit (investor, bank pendukung, serta pemerintah) untuk pembuatan rencana bisnis baru.

Nurdin mengatakan, dengan dikeluarkannya tanah dalam PPJT, maka kesepakatan bisnis pemerintah dengan investor hanya menyangkut konstruksi. Kalau salah satu tidak memenuhi kesepakatan ada sanksi sesuai perjanjian.

"Kalau berpegang kepada perjanjian saat ini, maka bisa terjadi saling tuntut antara pemerintah dan investor karena persoalan pembeban tanah sehingga pembangunan tidak kunjung usai," jelasnya.

Nurdin mengatakan, meski demikian BPJT tetap berpegang kepada PPJT yang berlaku saat ini, sehingga BPJT berkirim surat kepada investor yang belum memulai pembangunan fisik di lapangan untuk mengingatkan sanksi-sanksi termasuk kemungkinan pemutusan kerjasama.

"Ke depan, kesepakatan pemerintah dan investor harus jelas, persoalan yang tidak dapat diprediksikan akan ditempatkan di luar, sehingga nantinya pelaksanaan lebih jelas dan pasti," paparnya. (ant/gor)

02/07/2009 09:25:57 WIB
JAKARTA, investorindonesia

Rabu, 08 Juli 2009

Hari Bersejarah, tetap Optimis, Ikhlas, dan Tidak ada yang sia-sia


Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud.

Mungkin saja Capres mengalami kekalahan yang tak mengenakkan pada PEMILU 2009, maka kekalahan itu hanya karena mereka melihat dari salah satu sisi mata uang saja. Bila mereka berani menengok ke sisi yang lain, mereka akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda.

Mereka tidak harus menjadi orang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria. Optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis.
Tidak ada di alam ini, yang berdiri sendiri selain Yang Maha Berdiri Sendiri.
Sesuatu merupakan hasil sesuatu dan akan menyebabkan sesuatu. Sebutir biji padi,
adalah hasil dari ribuan rangkai proses faktor dan upaya. Untuk itu, upaya-upaya
yang penuh ketulusan akan memastikan penerimaan hati yang damai. Semoga Capres yang kalah tidak menjadi pribadi-pribadi yang penuh prasangka dan rencana buruk dalam berupaya, yang tidak yakin dengan hasil yang diperoleh. Bukankah seorang pencuri senantiasa was-was akan keselamatan diri serta curiannya? Sementara pribadi yang senantiasa jujur daan ikhlas dalam upaya, tidak lagi merisaukan apa yang akan diperolehnya.

Lihatlah tetesan air yang keluar dari mata air, mereka tahu akan mengalir menuju ke laut. Meski harus melalui anak sungai, selokan, kali keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan, ketika menunggu di samudra, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan menurunkan hujan. Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung dalam sumur-sumur. Sebagian kembali ke laut.

“ Belajarlah Ikhlas seperti tetesan air dan jadikan pertisipasi Capres sebagai bekal untuk membersihkan amal dari segala campuran." Dengan kata lain, amal itu tidak dicampuri sesuatu yang mengotorinya karena kehendak-kehendak nafsu, entah karena ingin berkuasa , mencari pujian, tidak ingin dicela, mencari pengagungan dan sanjungan, karena alasan-alasan lain yang berupa cela dan cacat, yang secara keseluruhan dapat disatukan sebagai kehendak untuk selain Allah, apa pun dan siapa pun. "

Jumat, 03 Juli 2009

Perlu Proses.....


Dalam satu tandan pisang, tak semua buahnya matang secara serentak. Ada diantaranya yang masih berwarna hijau tua. Maka, sang petani pisang ada kalanya harus menyimpannya kembali beberapa saat menunggu hingga matang semuanya.

Pisang yang telah matang dan pisang yang terlambat matang, kelak akan memiliki rasa yang sama yakni memiliki rasa pisang. Meskipun waktu untuk menjadi matang pada pisang berbeda-beda…

Begitulah kita....tak mungkin semuanya sama. Ada kalanya menurut ukuran kita, suatu masalah dapat diselesaikan hanya dengan beberapa menit saja. Tapi bagi orang lain belum tentu, ia butuh waktu untuk menyelesaikannya. Bahkan belum sampai pada kesempurnaan. Namun pada akhirnya, hasil yang didapatkan tetap dapat dirasakan.

Dalam hidup ini tak seorang pun sempurna pada bingkai kemampuannya. Karena di antara kita memang tidak sama dan serupa, kita dilahirkan berbeda, hidup di lingkungan berbeda, pada kondisi yang berbeda dan segala hal yang berbeda. Yang mesti diingat adalah bahwa setiap orang memiliki kesamaan keinginan dan memiliki hak yang sama dalam mendapat kesempatan, betapapun itu harus dipergilirkan. Karenanya, percuma saja memperdebatkan suatu ketidaksamaan, perbedaan, dan ketidakcocokan dengan orang lain, karena kita tak akan mendapat titik temu.

Sungguh tak ada yang sempurna di antara kita, maka janganlah rendah diri.......
karena semua butuh proses menjadi lebih baik…..

Kamis, 02 Juli 2009

Pemerintah Bakal Tanggung Biaya Pembebasan Lahan Jalan Tol


Kontan ON line
Jumat, 03 Juli 2009 | 06:19



JAKARTA. Proyek pembangunan jalan tol bakal kian lancar. Sebab, kemungkinan besar, Pemerintah bakal menanggung biaya pembebasan lahan bagi proyek jalan tol. Artinya, biaya itu tak lagi menjadi beban operator.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sedang mengusulkan hal ini ke Pemerintah. Sebab, selama ini, pembangunan jalan tol sering terhambat oleh dana jaminan pembebasan lahan dari investor. Jika dana jaminan seret, panitia pembebasan lahan di daerah juga enggan bekerja.

Masalahnya, sebagian investor jalan tol memiliki dana terbatas. Untuk itu, BPJT mengusulkan agar pembiayaan pembebasan tanah ini dikeluarkan dari Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Menurut Kepala BPJT Nurdin Manurung, dana pembebasan lahan itu akan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Namun, Nurdin belum bisa memastikan apakah usulan ini bakal disetujui. Sebab, usulan ini harus mendapatkan restu dari Departemen Keuangan dan DPR. "Ini kan kebijakan fiskal yang menyangkut APBN, jadi melibatkan banyak pihak," ujar Nurdin.

Tentu saja, pengusaha jalan tol menyambut gembira usulan BPJT ini. M. Ramdani Basri, Presiden Direktur PT Nusantara Infrastructure Tbk, (META), operator tol Bintaro-Bumi Serpong Damai, berpendapat, usulan ini akan meringankan pengusaha. Sebab, selama ini, banyak oknum yang memanfaatkan proyek pembebasan lahan itu. Misalnya, spekulan sering mengatrol harga tanah menjadi dua hingga tiga kali harga normal.
Sekretaris Perusahaan Nusantara Dani Hasan menambahkan, usulan ini juga akan memberi banyak keuntungan. "Risiko bisnis berkurang dan pengerjaan proyek akan lebih cepat," katanya.


Fitri Nur Arifenie KONTAN

The divine message of the DNA


Tubuh kita terdiri dari berbagai bagian yang memiliki penampilan dan fungsi yang sangat berbeda. Rambut, kuku, dan kulit sepertinya tidak memiliki kesamaan Namun, mereka semua tersusun oleh sel-sel yang pada dasarnya memiliki struktur dan fungsi yang sama. Lebih jauh lagi, gen yang menentukan fungsi dari sel-sel tersebut pun sama.

Gen adalah cetak biru dari kehidupan kita, elemen kunci yang memungkinkan diteruskannya kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan sel adalah unsur dasar dari seluruh makhluk hidup.

Sungguh mengagumkan bahwa struktur makhluk hidup yang begitu kompleks seperti manusia dapat ditentukan oleh informasi yang tersimpan dalam empat huruf kimia – A, T, C, G yang merupakan singkatan dari basa adenine, timin, sitosin, (inggrisnya cytosine), dan guanin. Inilah DNA, gen kita. Yang terkandung dalam gen kita, yang dikenal sebagai informasi genetic, sepadan dengan tiga miliar huruf-huruf kimia ini.
Yang lebih mengagumkan lagi adalah fakta bahwa struktur genetic dasar dari setiap makhluk hidup, mulai dari mikroba yang paling kecil hingga hewan=hewan yang sangat kompleks, semuanya sama.

Aspek manapun yang telah diteliti oleh Kazuo Murakami, dia selalu terpukau oleh ajaibnya alam kehidupan. Bagaimana mungkin (pikir dia), sebuah cetak biru kehidupan yang begitu kecil namun begitu akurat ini tercipta ? dia terus menerus merenungi pertanyaan seperti ini.

Struktur DNA ditemukan pada 1953, dan sejak saat itu, penelitian yang bertujuan memecahkan misteri kehidupan telah berkembang begitu cepat sehingga sekarang kita dapat membaca cetak biru yang tertulis pada DNA – kode genetic dari bakteri, hewan, dan bahkan manusia.
Kode genetic adalah kumpulan instruksi untuk membentuk protein. Proteim bersama air, adalah salah satu zat terpenting dalam tubuh kita.

Protein adalah dasar dari fenomena yang kita sebut sebagai kehidupan.


Protein tersusun dari dua puluh macam asam amino yang berbeda. Jenis-jenis protein yang terbentuk tergantung dari bagaimana asam-asam amino tersebut di kombinasikan. DNA memberikan instruksi yang menentukan pembentukan dan susunan dari ke duapulh asam amino tersebut.
Protein adalah komponen yang paling penting dari setiap makhluk hidup. Selain dikenal sebagai sebuah bagian penting dari makanan kita, dalam bidang ilmu gizi, protein diklasifikasikan sebagai satu tiga gizi makro selain lemak dan karbohidrat..

Bagaimana hubungan ketiga Zat tersebut ?????

Gen kitalah yang nenentukan jenis dan berapa banyak protein yang harus dibentuk.Bahan-bahan yang digunakan untul membentuk protein adalah asam amino. Tubuh kita dapat memproduksi dua belas dari ke dua puluh macam asam amino. Delapan yang lain harus di dapatkan dari sumber- sumber eksternal. Kedelapan asam amino ini disebut asam amino esensial.

Protein juga merupakan bagian yang penting dari metabolisme nyala / padam (ON / OFF) genetic.

Mengapa ahli genetic menyebutnya sebagai mekanisme nyala / padam ?

Gen dalam nucleus di transkripsikan kepada setiap RNA bila diperlukan. RNA dalam sel dengan segera diterjemahkan menjadi protein dan Enzym, yang merupakan zat-zat yang paling penting bagi aktivitas sel. Namun pada saat yang sama mereka juga mencegah di bacanya informasi yang tidak perlu. Fungsi ini beroperasi persisseperti tombol listrik (ON / OFF).

Semua yang terjadi dalam tubuh kita adalah hasil dari reaksi- reaksi kimia yang ditujukan untuk mengatasi situasi tertentu. Dari sudut pandang biokimia, secara teoritis reaksi-reaksi ini mirip dengan reaksi yang menyusun proses yang kita sebut dengan “Hidup”.

Beribu-ribu reaksi kimia seperti berlangsung secara sistematis dan dengan sangat cepat dalam setiap sel, dan setiap sel itu hanya memiliki berat satu per-miliar- gram dan Enzym memainkan peranan yang penting dalam proses ini.Salah satu sifat enzyme yang sangat menakjubkan adalah kenyataan bahwa mereka hanya mengikatkan diri dengan zat-zat yang spesifik. Salah satu karakteristik lain dari enzym adalah kecepatan.

Enzym dengan kemampuan mereka yang bagaikan sihir, dikontrol oleh reseptor, dan reseptor dikontrol oleh Gen. Oleh karena itu dengan mempengaruhi Gen kita, kita dapat secara tidak langsung mengontrol Enzym kita.
Beberapa hal ajaib yang terjadi disekitar kita, sesungguhnya disebabkan oleh pengaruh pikiran pada Gen seseorang yang kemudian menstimulasi reaksi-reaksi kimia berkecepatan tinggi.

Saat kita harus bertemu sesorang yang sangat tidak kita inginkan, kaki kita terasa berat untuk digerakan, sebaliknya jika kita ingin bertemu dengan seseorang yang sangat kita sukai, kaki kita tersa sangat ringan seakan-akan kita hendak terbang. Nah perwujudan ini (emosi kita) tentunya tidak mungkin terjadi tanpa adanya aksi dari beberapa Enzym yang berbeda, yang kecepatan produksinya dikontrol oleh Gen. Oleh karena itu fenomena ini tentunya juga disebabkan oleh mekanisme nyala / padam genetic. Gen tentunya berada di balik begitu banyak fenomena kita sehari-hari.

Apakah yang akan terjadi jika anda menumpahkan setetes tinta ke dalam sebuah baskom penuh dengan air ? Dengan segera tinta itu akan menyebar. Mengapa tinta itu tidak berkumpul di satu tempat saja? Fenomena ini memiliki ari yang mendalam.

Dalam dunia nyata, zat yang sangat terorganisasi dipercaya memiliki kecenderungan alami kearah penguraian atau pembusukan. Hal ini dikenal dengan hokum peningkatan entropi. Tidak hanya terbatas pada tinta, peningkatan entropi juga dikenal sebagai aturan umum yang berlaku pada dunia secara keseluruhan. Karena kita juga terbuat dari materi, otomatis hokum ini juga berlaku pada kita.

Gen-gen dan Enzym-enzym yang diproduksi sesuai perintah masing-masing memiliki peran yang penting untuk mengurangi entropi. Contohnya, saat kita memakan daging sapi, pertama-pertama proteinnya diuraikan menjadi asam-asam amino yang menjadi komponen penyusunnya, dan kemudian dikombinasikan kembali ke dalam protein manusia oleh Enzym di bawah perintah Gen. Penguraian ini mewakili peningkatan entropi, sementara sintesis ini mewakili pengurangan entropi.

Pada tahun 2003, Kazuo melakukan eksperimen yang menghasilkan bukti ilmiah yang mendukung efek menguntungkan dari pemikiran positif pada Gen. Berdasarkan fakta bahwa gen dapat di nyalakan dan di padamkan oleh factor-faktor fisik atau kimia.
Kazuoberfabung dengan raksasa bisnis hiburan Jepang, Yashimoto Kogyo Co, untuk mempelajari pengaruh dari tawa (sebuah indikasi dari emosi positif) pada ekspresi Gen. Yaitu bagaimana tawa dapat mempengaruhi tingkat glukosa darah pada orang-orang yang mengidap diabetes stadium 2. Penelitian tersebut menunjukan bahwa tawa memiliki efek yang menguntungkan bagi tingkat glukosa darah. Kazuo menemukan bahwa dua puluh tiga Gen teraktivasi berkat tawa. Untuk pertama kalinya telah terbukti bahwa emosi positif dapat memicu tombol Genetik.

Kita semua memiliki Gen yang berpotensi dapat menimbulkan penyakit, dan pada saat yang sama, juga Gen yang dapat mencegah penyakit. Baik Gen penyebab kanker maupun Gen penghambat kanker telah ditemukan, bila mereka muncul bersama, keseimbangan pun terjadi. Penelitian Kazuo telah membuat dia yakin bahwa alas an mengapa orang-orang yang tidak pernah merokok satu batang rokok pun masih terkena kanker paru-paru adalah karena di dalam tubuh mereka terdapat Gen pemicu kanker. Jika factor ini dikombinasikan dengan factor-faktor lingkungan yang juga sama besarnya mempengaruhi orang-orang lain, hasilnya adalah semakin cepatnya fugsi pemicu kanker.

Faktor-faktor lingkungan adalah sebuah variable penting yang menentukan apakah Gen berbahaya tengah padam atau tidak bahkan jika dua orang memiliki Gen yang persis sama – sepasang kembar identik – dan yang satu jatuh sakit, yang satu lagi mungkin tidak jatuh sakit karena masing-masing dari mereka terkena dampak dari factor lingkungan yang berbeda-beda.

Terlepas dari lingkungan atau keadaan setiap orang, ada satu cara yang dapat dilakukan untuk me-non-aktifkan Gen-gen berbahaya dan mengaktifkan Gen-gen baik, yaitu mengubah sikap mental orang itu. Kita tidak mungkin menyangkal bahwa sikap mental baik yang positif maupun negative, memiliki efek yang besar bagi kesehatan kita.

Setiap sel dalam tubuh kita adalah sebuah organisme hidup yang independent. Sel hati, misalnya tidak hanya harus berfungsi sebagai sebuah sel hati, tetapi juga harus dapat hidup dan berdiri sendiri untuk dapat memenuhi fubgsi tersebut. Bagaimanakah tubuh manusia yang tersusun dari ber-triliun-triliun sel itu,terbentuk?

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, menjadi sulit untuk menetukan apa yang berguna dan apa yang tidak berguna/berbahaya bagi masyarakat. Inilah mengapa bioteknologi, termasuk rekayasa genetika, telah menjadi focus begitu banyak perdebatan dan mengapa kelahiran domba hasil cloning pertama di inggris pada tahun 2007 memicu kontroversi internasional.

Dari sudut pandang genetika seseorang yang terlibat dalam penelitian genetika, modifikasi genetic itu sendiri tidaklah buruk, karena hal ini adalah sesuatu yang telah ada sejak dahulu kala.
Sebuah metode klasik untuk modifikasi genetic adalah kawin silang. Sebenarnya modifikasi genetic menjadikan yang sebelumnya hampir tidak mungkin menjadi mungkin. Namun, sedikit peringatan memang diperlukan. Sama seperti makanan sehat jika dimakan secara berlebihan bias manjadi berbahaya, teknologi inipun pada dasarnya memiliki resiko.

Bagaimanakah seharusnya kita bergerak maju selaras dengan hukum-hukum alam dan pada saat yang sama melakukan yang terbaik untuk kebaikan umat manusia?
Setiap orang memiliki system nilai yang berbeda-beda, tidak ada standar yang sama mengenai benar atau salah. Sebagian orang memandang suatu perbuatan tertentu sebagai baik, sementara yang lain akan memandangnya sebagai perbuatan buruk. Perbedaan ini selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, definisi tentang “cara hidup yang benar” selalu berbeda antara satu orang dengan orang lain. Untuk memperdebatkannya hanyalah akan berujung pada kebingungan yang lebih besar.
Tetapi ada satu fakta yang tak tergoyahkan : Gen kita dan cara kerja mereka. Jika Gen kita bekerja selaras dengan hukum alam, mereka bekerja untuk melindungi dan merawat kehidupan dan bersuka cita di dalamnya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Kazuo akan Gen telah menunjukan kepadanya bahwa manusia ini adalah suatu keajaiban yang luar biasa. Hal ini terlihat sangat jelas ketika Kazuo tengah mempelajari hubungan antara sel dan organisme secara keseluruhan.

Emosi yang kuat memancing air mata keluar dari mata kita, secara fisiologis gen kitalah yang menyebabkan hal ini terjadi. Hal ini merupakan indikasi dari bagaimana pikran dapat mempengaruhi gen kita. Mereka tergerak hingga menangis memang terasa enak, dan bahkan pada saat kita sedih, menangis habis-habisan dapat menjadi sebuah pelepasan yang membuat kita merasa lebih baik. Saya percaya bahwa perasaan nyaman adalah indikasi bahwa gen-gen baik kita telah di aktifkan. Banyak kaum manula yang menyebutkan bahwa emosi yang mendalam adalah kunci dari umur panjang.

Salam,
Hilman Muchsin


NB : Artikel ini saya sarikan dari sebuah buku yang sangat menarik tentang hubungan antara gen dengan pikiran, melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Kazuo Murakami, Ph.D.

Menghargai Perbedaan


Suatu waktu, ada seorang mahaguru yang ingin mengambil waktu dari kehidupannya sehari-hari sebagai akademisi. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke sebuah pantai dan meminta seorang nelayan untuk membawanya pergi melaut sampai ke horizon.

Seperempat perjalanan, mahaguru tersebut bertanya, “Wahai nelayan, apakah Anda mengenal ilmu geografi?” Sang nelayan menjawab, “ilmu geografi yang saya ketahui adalah kalau di laut sudah mulai sering ombak pasang, maka musim hujan segera akan tiba.” “Nelayan bodoh!” kata mahaguru tersebut. “Tahukah kamu bahwa dengan tidak menguasai ilmu geografi kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu.”

Seperempat perjalanan berikutnya, mahaguru tersebut bertanya pada nelayan apakah dia mempelajari ilmu biologi dan sains? Sang nelayan menjawab bahwa ilmu biologi yang dia kenal hanyalah mengetahui jenis ikan apa saja yang dapat dimakan. “Nelayan bodoh, dengan tidak menguasai sains kamu sudah kehilangan seperempat kehidupanmu.” Kemudian mahaguru tersebut bercerita tentang Tuhan yang menciptakan umat manusia dengan struktur tubuh, kapasitas otak yang sama, dan lain-lain.

Selanjutnya mahaguru tersebut bertanya apakah nelayan tersebut mempelajari matematika? Sang nelayan menjawab bahwa matematika yang dia ketahui hanyalah bagaimana cara menimbang hasil tangkapannya, menghitung biaya yang sudah dikeluarkannya, dan menjual hasil tangkapannya agar dapat menghasilkan keuntungan secukupnya. Lagi-lagi mahaguru tersebut mengatakan betapa bodohnya sang nelayan dan dia sudah kehilangan lagi seperempat kehidupannya.

Kemudian, di perjalanan setelah jauh dari pantai dan mendekati horizon, mahaguru tersebut bertanya, “apa artinya awan hitam yang menggantung di langit?” “Topan badai akan segera datang, dan akan membuat lautan menjadi sangat berbahaya.” Jawab sang nelayan. “Apakah bapak bisa berenang?” Tanya sang nelayan.

Ternyata sang mahaguru tersebut tidak bisa berenang. Sang nelayan kemudian berkata, “Saya boleh saja kehilangan tiga-perempat kehidupan saya dengan tidak mempelajari tiga subyek yang tadi diutarakan oleh mahaguru, tetapi mahaguru akan kehilangan seluruh kehidupan yang dimiliki.”

Kemudian nelayan tersebut meloncat dari perahu dan berenang ke pantai sedangkan mahaguru tersebut tenggelam.

Demikian juga dalam kehidupan kita, baik dalam pekerjaan ataupun pergaulan sehari-hari. Kadang-kadang kita meremehkan teman, anak buah ataupun sesama rekan kerja. Kalimat “tahu apa kamu” atau “si anu tidak tahu apa-apa” mungkin secara tidak sadar sering kita ungkapkan ketika sedang membahas sebuah permasalahan. Padahal, ada kalanya orang lain lebih mengetahui dan mempunyai kemampuan spesifik yang dapat mengatasi masalah yang timbul.

Seorang operator color mixing di pabrik tekstil atau cat mungkin lebih mengetahui hal-hal yang bersifat teknis daripada atasannya. Intinya, orang yang menggeluti bidangnya sehari-hari bisa dibilang memahami secara detail apa yang dia kerjakan dibandingkan orang ‘luar’ yang hanya tahu ‘kulitnya’ saja.

Mengenai kondisi dan kompetisi yang terjadi di pasar, pengetahuan seorang marketing manager mungkin akan kalah dibandingkan dengan seorang salesperson atau orang yang bergerak langsung di lapangan.

Atau sebaliknya, kita sering menganggap remeh orang baru. Kita menganggap orang baru tersebut tidak mengetahui secara mendalam mengenai bisnis yang kita geluti. Padahal, orang baru tersebut mungkin saja membawa ide-ide baru yang dapat memberikan terobosan untuk kemajuan perusahaan.

Sayangnya, kadang kita dibutakan oleh ego, pengalaman, pangkat dan jabatan kita sehingga mungkin akan menganggap remeh orang lain yang pengalaman, posisi atau pendidikannya di bawah kita. Kita jarang bertanya pada bawahan kita. Atau pun kalau bertanya, hanya sekedar basa-basi, pendapat dan masukannya sering dianggap sebagai angin lalu.

Padahal, kita tidak bisa bergantung pada kemampuan diri kita sendiri, kita membutuhkan orang lain.

Keberhasilan kita tergantung pada keberhasilan orang lain.

Begitu sebuah masalah muncul ke permukaan, kita tidak bisa mengatasinya dengan hanya mengandalkan kemampuan yang kita miliki.

Kita harus menggabungkan kemampuan kita dengan orang lain.
Sehingga bila perahu kita tenggelam, kita masih akan ditolong oleh orang lain yang kita hargai kemampuannya. Tidak seperti mahaguru yang akhirnya ditinggalkan di perahu yang sedang dilanda topan badai dan dibiarkan mati tenggelam karena tidak menghargai kemampuan nelayan yang membawanya.

Yang jadi pertanyaan kita sekarang, apakah kita masih suka bertingkah laku seperti sang mahaguru?

Bila ya, seberapa sering?

Belajar Menanggung Risiko Kehidupan dari Anak Kecil


“Remember that great love and great achievements involve great risk. - Ingat! Cinta yang besar dan prestasi tinggi melibatkan resiko yang besar pula.” ~ Anonim

Risiko memiliki komponen ketidakpastian. Seumpama seseorang meloncat dari gedung berlantai 21 dan mengenakan parasut di punggungnya, ia tidak punya kepastian apakah nantinya parasut itu terbentang dengan baik ataukah tidak. Jika parasut itu gagal di kembangkan, dia berisiko terluka atau meninggal. Tetapi jika ia terjun tanpa parasut, jelaslah ia pasti meninggal dan berarti ia sama sekali tidak menghadapi risiko. Karena risiko itu ditandai dengan berbagai kemungkinan atau ketidakpastian.

Risiko juga bersifat perorangan. Kalaupun misalnya terjadi luberan lumpur panas seperti yang terjadi di Porong - Jawa Timur itu pasti tak hanya dihadapi perusahaan pengebor gas bumi. Tetapi risiko luberan lumpur panas tersebut juga menimpa semua komponen, diantarnya para pemegang saham, kreditur, dewan direksi, pegawai, terlebih penduduk sekitar yang harus mengungsi meninggalkan rumah dan harta benda karena terendam lumpur panas, dan lain sebagainya.

Kita menghadapi risiko setiap hari entah pada saat kita menyeberang jalan, makan, sekolah atau mengejar angkutan kota untuk berangkat kerja atau bahkan pada saat tidur. Beberapa sikap hati-hati sekalipun juga mengandung risiko. Contoh kita mencuci buah-buahan dan sayuran dengan larutan khusus supaya terhindar dari dampak penggunaan pestisida yang melekat pada buah-buahan dan sayuran. Tetapi ternyata langkah tersebut juga memiliki konsekuensi negatif yaitu berkurangnya vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya.

Dengan kata lain, risiko menguasai berbagai area dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan profesional dimanapun kita berada. Kendati demikian, jangan sampai kita berkeinginan untuk tidak menghadapi risiko, karena hal itu sangatlah tidak produktif. Segala risiko tak harus mengganggu kelangsungan aktifitas kita sehari-hari ataupun upaya kita untuk menjadi lebih baik.

Baiknya kita tidak belajar bagaimana menghadapi risiko dari anak kecil yang mencoba memulai langkah-langkah pertamanya. Umumnya mereka teguh berusaha melangkah, walaupun risikonya ia harus berkali-kali terjatuh. Lambat laun setelah terus mencoba, maka ia akan dapat berjalan bahkan berlari.

Contoh lain anak kecil itu ingin mengambil sesuatu di atas meja yang lebih tinggi dari tubuhnya sendiri. Untuk mendapatkan posisi yang strategis dan dapat menjangkau benda tersebut mungkin ia berusaha menyusun beberapa kursi. Bisa jadi ia berhasil mendapatkan posisi yang ideal, tetapi tak jarang ia harus menghadapi risiko kursi terguling dan ia terjatuh ke lantai.

Yang sering terjadi, anak itu mungkin menangis sebagai bentuk ungkapan rasa sakit. Tetapi itu hanya sebentar. Ia akan berusaha sekali lagi, dan tak pernah putus asa mencoba terus. Ketika ia sudah berhasil menjangkau benda yang ia maksud, ia pasti sudah melupakan rasa sakit atau kepalanya yang benjol akibat berulangkali terjatuh.

Sikap anak kecil sebenarnya pelajaran bagi kita untuk terus berupaya meskipun nantinya kita mungkin menghadapi risiko. Mereka yang gagal karena memilih berhenti ketika menghadapi risiko, misalnya gagal, ditipu orang, krisis karena situasi bisnis kacau dan lain sebagainya. Tetapi tak sedikit diantara mereka yang sangat berhasil karena menjadikan kegagalan sebagai pelajaran berharga dan terus berupaya.

Pebisnis sukses seperti Donald Trump berani berinvestasi pada bisnis-bisnis potensial tetapi berisiko tinggi. Ia pernah menanggung risiko kebangkrutan dan hutang sebesar 2 milyar USD pada tahun 1990-an. Sampai-sampai ia tak dapat membayar hutang tersebut. Tetapi pria lulusan University of Pennsylvania’ s Wharton School itu tetap optimis dapat menciptakan sesuatu yang besar dan istimewa.

Ia kembali memanfaatkan kemampuan bernegosiasi dan kepintarannya untuk kembali berinvestasi. Ia memiliki keberanian menembus dunia bisnis yang penuh dengan risiko dan melakukan manuver bisnis yang paling luar biasa dalam sejarah, sampai akhirnya mampu merajai bisnis di bidang perhotelan, kasino, real estate dan lain sebagainya. Keberanian melangkah sekaligus menanggung risiko berbisnis menjadikan Donald Trump sekarang sebagai salah seorang terkaya di dunia.

Seandainya Donald Trump tak memulai langkahnya di dunia bisnis, dijamin pasti dia tak akan mengalami risiko gagal. Dengan kata lain, orang-orang sukses di dunia ini memulai segala segala keberhasilan dengan berenang dalam lautan risiko. Jika kita memilih sukses, maka langkah yang paling tepat untuk menyongsong sukses itu adalah segera memulai dan terus mencoba.

Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwasanya kegagalan adalah bagian dari paket kesuksesan. Jika kita menyerah pada saat kita gagal maka kita tak akan pernah menyadari begitu dekat posisi kita dengan kesuksesan itu. Bila kita cukup memahami bagaimana cara menanggung risiko dari seorang anak kecil, maka jangan pernah lagi menghitung berapa kali kita gagal, melainkan menentukan secara pasti kapan kita bisa sukses dengan berusaha, berubah, dan memperbaiki strategi secara simultan atau terus menerus.

Sumber:
Belajar Menanggung Risiko Kehidupan dari Anak Kecil
oleh Andrew Ho.