Minggu, 11 Oktober 2009

Kadin Usulkan UU Pembebasan Lahan

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat Undang-undang (UU) khusus untuk pembebasan lahan guna mempercepat pembangunan infrastruktur jalan tol maupun rumah sederhana sehat.

Wakil Ketua Kadin yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Pengembangan Jalan Tol, Fatchur Rochman, pada pertemuan di Kadin, Jakarta, Rabu, mengatakan UU khusus Pembebasan Lahan sangat diperlukan guna menyelesaikan masalah pembebasan lahan yang selalu menghambat proses pembangunan infrastruktur, termasuk di antaranya jalan tol dan rumah sederhana sehat bagi masyarakat.

Ia mengatakan dari rencana pembangunan jalan tol sepanjang 1.100 kilometer (km) dalam lima tahun terakhir, hanya terealisasi 50 km saja.

Setiap tahunnya, menurut Fatchur, penambahan panjang ruas jalan tol seharusnya mencapai 600 km.

Menurut dia, Kadin telah merekomendasikan Pemerintah untuk membuat UU Jalan Tol sejak tahun 2004, dan usulan tersebut terakomodir dalam UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, yang di dalamnya terdapat pasal-pasal terkait jalan tol.

Salah satu pasal tersebut menyebutkan bahwa regulator dari jalan tol diserahkan kepada Pemerintah, sedangkan PT Jasa Marga berperan sebagai operator saja. Pasal lainnya terkait pengaturan tarif tol yang dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU).

Mekanisme pembebasan lahan yang diusulkan Kadin, lanjutnya, harus ada UU yang menyebutkan pencabutan hak atas tanah jika lahan telah ditetapkan untuk kepentingan umum.

"Jika itu terkait dengan keperluan umum maka berdasarkan hukum hak tanah tersebut langsung tercabut," katanya.

Pemerintah, ujar dia, harus menetapkan appraisal independent sebagai penetapan harga tanah yang harus mengumumkan harga tanah secara terbuka.

"Pemilik tanah boleh melakukan protes jika merasa harga tanah tidak sesuai, protes dilakukan melalui jalur pengadilan. Namun, mereka harus keluar dari tempat tinggal mereka sehingga proses pembangunan infrastruktur tetap bisa berjalan," tambahnya. (ant/gor)

01/10/2009 00:14:02 WIB
JAKARTA, investorindonesia.com

http://www.investorindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=69936&Itemid=33

BI Rate telah rontok sebesar 2,25% sejak Desember 2008 hingga Mei 2009.


BI Sinyalkan Pemangkasan Bunga Acuan Kembali

Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal, pemangkasan bunga acuan , BI Rate, akan berlanjut. Pemangkasan BI Rate dimungkinkan oleh melambatnya laju inflasi. "Kami melihat masih ada ruang untuk penurunan BI Rate," ujar Deputi Gubernur Senior BI Miranda Swaray Goeltom, Kamis (14/5).

Pernyataan itu disampaikan Miranda di depan Komisi XI, DPR. Miranda, Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani semula dijadwalkan menghadiri rapat kerja dengan anggota Komisi XI DPR membahas bunga kredit. Belakangan, anggota DPR membatalkan rapat karena Gubernur BI Boediono tidak hadir.

BI Rate telah rontok sebesar 2,25% sejak Desember 2008 hingga Mei 2009. BI memangkas bunga acuan sebagai pertanda baiknya kondisi ekonomi Indonesia. Namun penurunan bunga acuan itu tak bergaung kencang. Perbankan lelet menanggapi rontoknya bunga acuan. Sebab, bankir menggunting bunga simpanan terlebih dulu, baru memotong bunga kredit.

BI akhirnya mengumpulkan bankir dan menghimbau mereka agar menurunkan suku bunga. "Kami sudah mendengarkan kesulitan bank-bank sehingga mereka sulit menurunkan suku bunga kreditnya," ujar Miranda.

Situasi likuiditas beda

Perbankan bisa jadi tak lagi menggubris sinyalemen bahwa tren penurunan bunga acuan bakal berlanjut. Apalagi, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memilih menyetop penurunan bunga penjaminan. Suku bunga wajar simpanan rupiah maksimal masih 7,75% sedangkan untuk simpanan valas 2,75%.

Bunga penjaminan ini yang biasanya menjadi acuan bunga simpanan bank. Jika bunga penjaminan tak lagi turun tentu biaya pendanaan bank tak berubah. Alhasil bank tak akan menurunkan bunga kredit.

Memang, bunga penjaminan LPS bukan satu-satunya pegangan bankir dalam menentukan bunga simpanan. Bank juga melihat persaingan meraih dana dalam penentuan bunga. "Bunga bisa dipastikan akan turun kalau likuiditas membanjir," ujar Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja.

Senada, Direktur Konsumer dan Ritel PT Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan kebijakan bunga mengacu pada persaingan pasar. "Bank tidak mau terlihat bodoh dengan menurunkan bunga simpanan sendirian. Nasabah bisa kabur ke bank lain yang masih menawarkan bunga lebih tinggi," ujarnya.

Sejak akhir tahun lalu, bank sangat tergantung pada dana masyarakat. Sebab Pasar Uang Antarbank (PUAB) tak berfungsi normal sebagai sumber pendanaan.

PUAB tak berfungsi normal karena para bankir tidak saling percaya. Bank yang kelebihan likuiditas ragu-ragu meminjamkan dana kepada bank yang membutuhkan. BI biasa menyebut situasi ini sebagai pasar yang tersegmentasi.

Direktur Bisnis PT Bank UOB Buana Safrullah Hadi Saleh menambahkan, bank pasti akan menurunkan bunganya. "Kalau sudah mengamankan likuiditas," ujarnya.

Hanya saja, penurunan bunga tak mungkin berlangsung serentak. "Situasi likuiditas di tiap-tiap bank tidak sama," ujar Safrullah.

Suku Bunga Terendah Sepanjang Sejarah?


Kendati banyak pihak mengeluhkan suku bunga kredit yang tidak kunjung turun, bankir justru menegaskan bahwa tingkat suku bunga kredit saat ini merupakan yang terendah sepanjang sejarah. "Suku bunga 10-13 persen itu paling rendah sejak Indonesia merdeka," ujar Ketua Persatuan Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono di Jakarta, Jumat (9/10).

Dia mengakui, suku bunga kredit di Indonesia memang masih terbilang tinggi bila dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.

Namun, menurutnya sejumlah negara tersebut mematok suku bunga depositonya dengan rendah, bahkan hampir mendekati nol persen. "Diperhitungkan juga, berapa mereka memberi bunga deposito. Sangat rendah. Di Jepang hampir nol. Kita kan tinggi bunga depositonya," ujar Sigit yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen BCA ini.

Inflasi Turun, BI Rate Ikut Turun


Bank Indonesia (BI) berpotensi melanjutkan tren pemangkasan suku bunga acuan (BI Rate) yang telah dilakukannya sejak enam bulan terakhir.
Sinyalemen tersebut diberikan oleh Deputi Gubernur Senior BI, Miranda Swaray Goeltom saat ditemui di Gedung DPR-RI, Kamis (14/5). Ia mengungkapkan, suku bunga acuan akan turun jika terjadi penurunan laju inflasi. "BI Rate mengacu pada inflasi," ujarnya.

Karenanya, Miranda menyanggah jika BI akan menahan pemangkasan BI Rate hanya karena perbankan masih lamban menurunkan suku bunga kredit dan simpanan. Menurutnya, pemangkasan BI rate bertujuan memberi sinyal pada industri perbankan dan sektor riil bahwa ekonomi Indonesia masih cukup bagus.

Ia berharap, penurunan bunga acuan pada akhirnya bisa memberikan pengaruh signifikan terhadap luruhnya bunga di bank, baik bunga simpanan maupun bunga kredit. Pasalnya, jika bunga turun, dunia usaha bisa mengakses kredit untuk menjalankan usaha mereka. Bahkan, dia mengaku, BI sudah bertemu dengan kalangan perbankan dan menghimbau agar bank menurunkan suku bunga. "Kami sudah mendengarkan kesulitan bank-bank sehingga mereka sulit menurunkan suku bunga kreditnya," ujar Miranda.

BI Masih Akan Tahan BI Rate

Bank Indonesia (BI) diprediksikan akan tetap menggulirkan kebijakan untuk tetap menahan suku bunga acuan BI Rate di level yang sama pekan depan. Ditengah tekanan inflasi yang meningkat, bank sentral mempertimbangan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Sebanyak 12 ekonom yang disurvei oleh Dow Jones meramalkan bank sentral akan tetap menahan BI Rate di level 6,5 persen. Sejak Desember tahun lalu, bank sentral telah memangkas suku bunga sebanyak 300 basis poin.

Inflasi kemungkinan akan terus melaju dengan kencang meski dalam tahap yang pelan. Hal ini ditegaskan oleh analis Action Economics David Cohen, Jumat (2/10). "Hal ini akan membuat Bank Indonesia sabar; sebelum akhirnya nanti mulai menaikkan suku bunga patokannya pada pertengahan tahun depan," katanya. (Femi Adi Soempeno/Kontan)

BI Rate Diperkirakan Stagnan


Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diprediksi akan tetap bertahan pada level 6,5 persen hingga akhir tahun. Demikian disampaikan pengamat ekonomi Fauzi Ikhsan, Jakarta, Senin (28/9).
"BI rate akan stagnan di posisi 6,5 persen, tidak mungkin diturunkan dan kecenderungan dinaikkan juga sangat berat bagi Bank Indonesia," ujarnya.
Fauzi menjelaskan, pergerakan BI rate dipengaruhi bukan hanya oleh inflasi namun juga oleh pergerakan nilai tukar rupiah. "Sehingga inflasi dari sektor impor yang turun akan diimbangi oleh faktor eksternal seperti penguatan rupiah dan suku bunga global seperti the Fed," ujarnya.
Menurut Fauzi, BI rate baru akan bergerak pada kuartal I 2010 dengan pengaruh dari harga BBM. "Akan dipengaruhi oleh harga kenaikan BBM jika dilakukan pemerintah," ujarnya.

BI Rate Ditahan di Level 6,5 Persen

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya (BI Rate) di level 6,5 persen pada bulan Oktober 2009 ini.

"Berdasarkan rapat, Dewan Gubernur memutuskan untuk mempertahankan Bi Rate pada 6,5 persen," kata Deputi Gubernur BI Budi Mulya saat jumpa pers, di Gedung BI, Jakarta, Senin (5/10).

Budi menuturkan, keputusan untuk mempertahankan BI Rate ini diambil karena melihat perkembangan ekonomi dan moneter Indonesia masih terjaga. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 dan 2010 akan lebih tinggi dari perkiraan semula.

Diperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan mencapai 4-4,5 persen atau lebih tinggi dari perkiraan semula yang mencapai 3,5-4 persen. Adapun tahun 2010 diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5-5,5 persen. "Kami juga memutuskan bahwa BI Rate ini masih sesuai dengan sasaran inflasi 2010," ujarnya.

Rapat Dewan Gubernur kali ini juga digelar dengan melakukan conference call dengan Pjs. Deputi Gubernur Senior BI Darmin Nasution yang saat ini tengah berada di Istambul, Turki.

LPS Tak Ubah Suku Bunga Penjaminan

Langkah Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga patokannya (BI Rate) awal bulan ini, akhirnya diikuti oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Kamis (10/9).

Kepala Eksekutif LPS Firdaus Djaelani membeberkan bahwa lembaga yang dipimpinnya juga tetap menahan suku bunga penjaminan LPS di level 7 persen untuk simpanan dengan mata uang rupiah. Sementara itu, suku bunga penjaminan untuk tabungan valuta asing juga tak diubah oleh LPS, yaitu 2,75 persen.

Sedangkan bunga penjaminan untuk simpanan rupiah di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diciutkan 0,25 persen menjadi 10,25 persen.

BI Rate selalu menjadi acuan LPS di luar pertimbangan lain. LPS juga menjaga jarak anta

BI: Penguatan Rupiah Sejalan Dengan Negara Lain

Bank Indonesia berpendapat, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama sebulan terakhir memang cukup tinggi. Meski begitu, penguatan rupiah ini sejalan dengan penguatan mata uang negara lain terhadap dolar AS. "Di negara lain hampir berlaku hal serupa. Kami tidak melakukan sesuatu yang khusus untuk mendorong rupiah ke arah tertentu," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution usai sholat Jumat di mesjid BI pada hari ini (9/10).
Pernyataan ini seakan menepis anggapan bahwa BI melakukan intervensi dengan menahan penguatan rupiah. "Pada dasarnya, kami tidak pernah mendorong supaya rupiah menuju angka tertentu, saya tidak bilang tidak ada intervensi," kata Darmin.
Yang jelas, kini, Bank sentral memfokuskan diri agar volatilitas rupiah tidak terlalu tajam. "Kami punya angka berapa nilai wajar rupiah bila melihat fundamental. Tapi angka itu bukan target," kata Darmin.

Sumber :
http://www.kontan.co.id/index.php/keuangan/news/13726/BI-Sinyalkan-Pemangkasan-Bunga-Acuan-Kembali
http://www.kontan.co.id/index.php/keuangan/news/13721/Inflasi-Turun-BI-Rate-Ikut-Turun
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/10/02/18474430/bi.masih.akan.tahan.bi.rate
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/09/10/2016283/lps.tak.ubah.suku.bunga.penjaminan
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/10/09/22533454/suku.bunga.terendah.sepanjang.sejarah

Kamis, 08 Oktober 2009

Manfaat Penghijauan Bangunan Kota


Menyelimuti atap bangunan dengan tanaman menghasilkan banyak manfaat bagi lingkungan perkotaan termasuk, meredam terpaan hujan, menghemat energi, dan menyediakan habitat untuk satwa, demikian yang dikatakan tim peneliti internasional.

Ulasan sejarah dan penelitian terhadap “atap hijau”, dipublikasikan di jurnal Bioscience, ditutup dengan kesimpulan bahwa teknologi ini secara luas telah diadopsi di beberapa negara di Eropa dan Jepang, penelitian lebih lanjut dan dukungan pemerintah dibutuhkan untuk mendorong pemakaian konsep “atap hijau” ini di belahan dunia yang lain.

Masyarakat telah menanami atap rumahnya sejak jaman dahulu, dan atap tanaman tersebut adalah petak hijau sebagai ungkapan selamat datang untuk banyak penduduk kota. Di masa modern, lebih fungsional, atap hijau dikenal pertama kali di Jerman pada awal tahun 1990-an sebagai cara untuk mencegah kerusakan pada atap dari radiasi matahari dan membuat bangunan menjadi lebih tahan api.

“Atap hijau” dapat dibuat pada atap datar dan miring, pada bangunan yang sudah jadi maupun yang sedang dibangun. Atap tersebut terdiri dari lapisan penyekat yaitu membran waterproof dan lapisan media-tanam dengan tebal hingga 20cm.

Tanah ini biasanya memiliki komposisi butir-butir tanah liat yang ringan dan batu pecah. Atap hijau ini hanya butuh perawatan dan pengairan yang sederhana, tetapi dikarenakan posisinya yang terekspos sehingga agak menyulitkan tanaman untuk bertahan.

Sebuah riset yang telah diselenggarakan sejak tahun 1980, tanaman musim kemarau ditemukan sebagai koloni paling sukses, tetapi laporan terbaru menyebutkan titik berat untuk penelitian ke depan pada kebutuhan spesies yang sesuai, terutama untuk iklim yang berbeda.

Walaupun pengerjaan “atap hijau” lebih mahal daripada atap konvensional, namun memiliki nilai efektif lebih lama, kata para peneliti, sebab mereka dapat menghemat energi dan mampu melindungi properti di bawahnya. Misalnya, tanaman dan tanah melindungi membran waterproof dari kerusakan akibat radiasi ultraviolet matahari, mampu memperpanjang fungsinya hingga lebih dari 20 tahun. Beberapa “atap hijau” di Berlin telah bertahan 90 tahun tanpa perbaikan yang berarti, tertulis dalam laporan.

“Atap hijau” juga menurunkan temperatur permukaan atap. Sebuah eksperimen di Kanada menemukan bahwa suhu atap hijau hanya mencapai 30°C di musim panas dibandingkan atap biasa yang mencapai 70°C.

Terpaan panas yang masuk pada bangunan selama musim panas juga mampu direduksi oleh atap hijau, sehingga mengurangi pemakaian AC dan menghemat energi. Dengan mereduksi banyak daya serap permukaan terhadap panas di wilayah kota, temperatur seluruh kota pun dapat berkurang.

Salah satu manfaat terbesar dari atap hijau, menurut para peneliti, adalah kemampuannya “menangkap” air dan kapasitas penguapannya. Kemampuan inilah yang mengurangi banyaknya aliran air hujan dari bangunan, sehingga mampu mengurangi derasnya aliran hujan dan sistem pembuangan dan membantu membebaskan banjir. Sebuah tes di Amerika Utara, ditemukan bahwa atap hijau mampu mengurangi aliran dari bangunan hingga 60—79%.

Beberapa manfaat lainnya disebutkan dalam artikel, adalah sebagai peredam suara dan kemampuannya memperbaiki kualitas udara. Efek negatif yang dilaporkan hanyalah meningkatkan terurainya zat nitrogen dan fosfor dalam aliran air. Pengurangan pemupukan, pemakaian tanah yang berbeda dan pemilihan spesies tanaman yang tepat di mana dapat menyerap nutrisi dan polutan lainnya dapat memecahkan masalah ini, demikian yang dianjurkan para peneliti.

Kelompok konservasi alam telah mempromosikan atap hijau sebagai tempat perlindungan bagi satwa termasuk kumbang, laba-laba, semut, lebah, sarang burung dan beberapa tanaman lain. Tetapi diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap ekosistem atap hijau. (Epoch Times/feb)

Epochtimes Rabu, 23 September 2009
http://erabaru.net/iptek/55-iptek/5178-manfaat-penghijauan-bangunan-kota

Beton Plastik, Solusi Hebat untuk Pembangunan



Arsitek Henry Miller telah memikirkan sebuah cara untuk menggunakan ulang limbah plastik, menghindari proses pemborosan energi dari proses daur ulang plastik. Solusi cemerlang Miller meraih pemenang pertama dalam “Kategori Komponen” dari kompetisi kedua Concrete Sustainable World yang diselenggarakan setiap tahun.

Mengunakan bahan-bahan yang didaur ulang sekarang sedang jadi trend. Saat tinggal di Albania, Miller melihat banyak daerah disana menghentikan program daur ulang plastiknya untuk solusi yang lebih murah, dan memperhatikan banyak ladang yang disia-siakan. Ide Miller adalah: menggunakan limbah plastik sebagai pengganti bahan baku beton yang selama ini harus diperoleh melalui proses penambangan (mining) dan menciptakan produk yang lebih baik. Dengan mencampurkan limbah plastik, semen dan tanah dari ladang terbengkalai itu, Miller mampu untuk menciptakan material yang sama kuatnya dengan beton pada umumnya.

Sebetulnya kompetisi Concrete Sustainable World hanya melombakan konsep desain, namun Miller tidak puas dengan hanya sebatas ide yang belum diwujudkan. Dia benar-benar menggunakan beton plastik ciptaannya untuk membangun tembok. Ia ingin menunjukkan bahwa hasil karyanya dapat dimanfaatkan.

Saat memaparkan proyeknya, Miller mengatakan: "Mendaur ulang plastik adalah sesuatu yang sulit, memerlukan proses energi yang intensif, dan menghasilkan suatu produk yang lebih rendah daripada bahan asli. Saya sudah meneliti kemungkinan menggunakan bentuk butiran, limbah plastik sebagai bahan campuran beton. Tidak seperti plastik biasa, ia dapat dicampur tanpa efek yang merugikan, pemanasan penggabungan tidak diperlukan, hasil awal percobaan saya menunjukan produk ini sama kuatnya dengan beton konvensional (antara 3000 dan 5000psi.) Sebagai hasil penggunaan limbah plastik daripada bahan campura biasa, penambangan bahan baru untuk bahan campuran adalah tidak diperlukan lagi." (Trey Farmer /snd)


Era Baru Rabu, 30 September 2009
http://erabaru.net/iptek/82-teknologi-inovasi/5374-beton-plastik-solusi-hebat-untuk-pembangunan

Berakar Dalam dan Berdaun Lebat


Beberapa tahun yang lalu, saya mempunyai tetangga yang berprofesi sebagai dokter, dia sangat senang menanam pohon di halaman rumahnya yang luas.

Akan tetapi dia jarang sekali menyirami pohon-pohon itu, oleh karena itu pertumbuhannya sangatlah lamban.

Suatu hari saya memutuskan untuk mengunjungi dokter tersebut dan ingin mengetahui apakah dia merasakan kekhawatiran karena pohon-pohonnya tumbuh sangat lambat. Dia dengan semacam nada bangga menceritakan kepada saya tentang teorinya yang luar biasa itu, dia bilang jika pohon itu selalu disiram dengan air, akar dari pohon itu akan membiasakan diri pada lapisan tanah yang dangkal, terbiasa dalam lingkungan yang nyaman, selalu menantikan air dari permukaan tanah yang sangat mudah didapatkan.

Karena dia tidak sering menyirami dengan air, maka pohon itu memang pertumbuhannya agak lambat, tetapi dengan demikian akar dari pohon itu bisa tumbuh mengarah ke lapisan tanah yang lebih dalam, tumbuh kesana karena untuk mencari air dan gizi yang dibutuhkan.

Maka dari itu pohon-pohon tersebut akan memiliki akar yang sangat dalam, lebih bisa melawan serangan dari cuaca yang sangat buruk, dia juga memberitahu saya bahwa dia setiap hari pergi menepuk nepuk pohon ini.

Kemudian saya pindah rumah dan tinggal di luar negeri, sejak saat itu saya tidak pernah lagi menjumpai dirinya.

Lewat beberapa tahun kemudian saya pulang dari luar negeri, pergi melihat lihat ketempat yang dulu pernah saya tinggali, ketika saya berjalan kesana, saya mendapati ada sebuah hutan pohon kecil yang dulu belum pernah ada, cuaca pada saat itu sangat dingin dan angin bertiup sangatlah kencang, banyak pepohonan di pinggir jalan yang tertiup angin sampai "membungkukkan pinggangnya", sepertinya sama sekali tidak bisa melawan angin yang dahsyat itu.

Tetapi ketika saya memasuki halaman rumah dokter tersebut, saya melihat pohon-pohon yang dia tanam itu sangatlah kokoh, batang pohonnya boleh dibilang tidak bergerak sama sekali, dengan gigih melawan tiupan angin yang kencang itu.

Melihat hasil yang demikian menakjubkan itu timbul berbagai macam pikiran dibenak saya... Setiap malam sebelum tidur, saya selalu melihat sebentar anak-anak, setiap kali berdoa untuk mereka, kebanyakan mendoakan agar mereka kelak bisa hidup lebih santai, agar mereka tidak banyak menemui kegagalan dan terpaan.

Namun kini saya berpikir telah tiba saatnya merubah cara mendoakan mereka, karena saya tahu, kehidupan anak-anak di hari esok pasti akan menemui kesulitan dan kegagalan yang tak terhitung jumlahnya. Dalam kehidupan ini pasti ada badai dan angin, tidak perduli dikehendaki atau tidak oleh kita.

Saya akan mendoakan anak-anak saya bisa tumbuh dewasa membawa akar yang dalam, dengan demikian mereka akan mendapatkan gizi yang terbaik dari tempat yang paling tidak mudah untuk dicapai. (Xin Yu/The Epoch Times/lin)

Erabaru Jumat, 21 Agustus 2009
http://erabaru.net/kehidupan/41-cermin-kehidupan/3958-berakar-dalam-dan-berdaun-lebat

Jalan Menuju Keberhasilan


Pada 1938, ada seorang pemuda berumur 16 tahun datang ke Paris mencari impiannya. Dia memiliki cita-cita menjadi seorang penari. Ketika itu menari adalah sebuah profesi yang sangat populer, juga merupakan sebuah bidang kesenian dari para bangsawan. Bagi mereka yang ekonomi keluarganya rendah, sama sekali tidak akan mampu membiayai anaknya masuk ke sekolah seni tari.

Pemuda itu pantang putus asa, setiap hari ia mengajukan bantahan yang keras berdasar pada dalil yang dianggapnya benar, bahkan mogok makan untuk melawan. Ayahnya kehabisan akal, terpaksa menyepakati suatu perjanjian secara gentleman dengannya.

Sepakat untuk memperbolehkan dia sekolah seni tari pada malam hari, tetapi pagi hari dia harus berdikari, berusaha mendapatkan uang untuk membayar uang sekolah dan biaya hidup.

Pemuda ini tidak memiliki keahlian yang lain, kecuali sejak kecil dia telah belajar bagaimana menjahit dari ayah dan ibunya. Akhirnya dia memaksakan diri mencari pekerjaan di sebuah penjahit, tetapi gajinya sangat rendah sekali, lagi pula banyak menguras tenaga, setiap hari harus bekerja selama 10 jam lebih.

Tiga bulan kemudian, pemuda yang sangat letih dan lelah ini merasa putus asa, dia lalu menulis sepucuk surat kepada professor Budderli yang pada saat itu disebut sebagai pakar ballet, juga sebagai figure dalam hatinya, untuk menanyakan petunjuk dan saran.

Budderli sangat bersimpati pada nasib sial yang dialami oleh pemuda ini, tetapi mempelajari seni tari bukan hanya membutuhkan bakat, dan hobi, masih membutuhkan faktor ekonomi, lingkungan dan lain-lain yang mendukungnya.

Hanya berdasarkan antusiasme dan keyakinan saja adalah sangat jauh dari cukup. Dengan cepat sekali Budderli membalas surat dari pemuda ini. Dalam suratnya dia telah menganalisa secara menyeluruh syarat-syarat belajar seni tari, bersamaan dengan itu menyadarkan si pemuda bahwa boleh menjadikan tarian sebagai sebagian dari jiwanya, tetapi tidak boleh menjadikannya sebagai keseluruhan jiwa.

Surat balasan dari Budderli telah menyadarkan pemuda itu, dia memutuskan mencari suatu jalan yang cocok dengan dirinya untuk mempertahankan hidup, setelah situasinya memungkinkan, baru kembali mempelajari tarian. Tetapi persoalannya dimanakah jalan tersebut?

Suatu malam, pemuda ini pergi ke suatu bar minum bir dengan perasaan galau. Saat itu, ada seorang Countess yang berpenampilan sangat anggun datang menghampiri dirinya, meraba-raba baju yang dipakai di tubuhnya, dan mulutnya tak henti-hentinya memuji, dan menanyakan kepadanya di mana ia membelinya?

Ketika Countess itu mendengar bahwa baju itu adalah hasil disain dari pemuda itu sendiri, dia sangat takjub sekali, "Nak, saya ada firasat, kelak Anda pasti bisa menjadi seorang jutawan!"

Saat itu juga, pemuda itu mendadak tersadar, cara mempertahankan hidup yang paling sesuai dengan dirinya adalah menjahit. Karena profesi ini sangat dikenalnya dengan baik, juga adalah yang paling realistis, walaupun profesi ini pernah membawakan kebimbangan dan kesengsaraan bagi dirinya.

Segera, melalui bantuan Countess itu, ia lalu menghubungi dan mengadakan kerja sama dengan Bo Kan, sebuah butik khusus busana wanita yang sangat ternama di Paris.

Berdasarkan inspirasi yang didapat dari melakukan profesi menari dan bakat untuk merancang, sejak saat itu pemuda ini telah merintis jalan merancang busana fashion. Sepuluh tahun kemudian, status pemuda ini sudah berubah menjadi seorang ahli perancang busana fashion yang ternama di seluruh dunia. Dia adalah Pierre Cardin.

Pengertian dari keberhasilan selamanya tidak bisa dipastikan, oleh sebab itu telah menciptakan ribuan bahkan puluhan ribu jalan kehidupan manusia.

Ada seorang ahli filsafat pernah mengatakan : Dalam kehidupan tidak akan berhasil melakukan dua hal. Waktu dan energi dari setiap orang sangat terbatas, ketika Anda tersesat dan kehilangan arah di persimpangan jalan dari kehidupan, ingatlah untuk selalu memilih jalan yang paling Anda kenal, dan yang paling realistis, acapkali pilihan Anda itu adalah suatu jalan yang paling dekat menuju keberhasilan.(The Epoch Times/lin)

The Epoch Times Minggu, 05 Oktober 2008
http://erabaru.net/kehidupan/41-cermin-kehidupan/140-jalan-menuju-keberhasilan

Soichiro Honda: "Lihat Kegagalan Saya"





Saat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...




Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya

Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil maupun motor.
Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas, sehingga layak dijuluki "raja jalanan".

Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda - Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

"Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengindap lever.

Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya.

Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya ingin menyaksikan pesawat terbang.

Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12 tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif. Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya rendah diri.

Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani patennya yang pertama.

Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar.

Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya keluar dari bengkel.

Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah.

"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya," ujar Honda, yang gandrung balap mobil.

Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.

Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya.

Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.

Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Disini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda. Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobilnya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. "Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi baru.

Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun berasal dari keluarga miskin.

5 Resep keberhasilan Honda :

1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.
2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu memperbaiki produksi.
3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda senyaman mungkin.
4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.
5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama.

Era Baru News Rabu, 08 Oktober 2008
http://erabaru.net/kehidupan/41-cermin-kehidupan/143-soichiro-honda-qlihat-kegagalan-sayaq
Diposkan oleh hilman di 03:35