Selasa, 25 Agustus 2009

Terpanggil. Muliakan Diri dengan Kerja

Palgunadi T. Setyawan *)


Salah satu pilar dalam core value kita adalah terpanggil. Mungkin Anda bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan pilar terpanggil. Untuk menjawab pertanyaan ini, kami bertanya langsung pada komisaris kita, Bapak Palgunadi T. Setyawan.

Menurut Pak Pal, begitu ia akrab disapa, terpanggil adalah melakukan pekerjaan yang terbaik hanya untuk-Nya. “Artinya kita bekerja karena panggilan Tuhan dan melakukan yang terbaik karena kita mencintai Tuhan. Memuliakan diri dengan apa yang kita kerjakan,” ujarnya. Tentunya hal ini jauh lebih dalam dibanding sebuah komitmen.

Masih menurut Pak Pal, terpanggil sudah berada pada tataran keselarasan antara hati, pikiran, dan perbuatan. Menjalankan pekerjaan dengan hati, dipirkan dengan sungguh-sungguh, dan dijalankan dengan sebaik-baiknya. Itulah makna sebuah keterpanggilan.

Ini semua sama sekali tak ada hubungannya dengan hasil, melainkan proses. “Bila kita telah melakukan semua yang terbaik dari awal hingga akhir, disanalah tugas kita berakhir. Hasilnya adalah urusan Tuhan. Apapun hasilnya – sukses atau gagal – itu adalah kehendak Tuhan. Tugas kita hanya mengusahakan yang terbaik. Hasil adalah sebuah konsekuensi logis dari sebuah proses,” jelasnya.

Mereka yang terpanggil biasanya juga memiliki prinsip untuk selalu memberikan lebih dari yang orang lain harapkan dari kita. Mereka juga melakukannya dengan tulus, tanpa harapan untuk dibalas.

Sebuah organisasi perlu berkembang dari organisasi “pemuas bos” menjadi organisasi pemuas pelanggan. Hal ini menjadi sangat penting bagi Ancol yang memiliki barang jualan berupa service. Untuk berubah diperlukan orang-orang yang tidak hanya berkomitmen, tetapi lebih jauh lagi, yaitu terpanggil.

Untuk berubah menjadi lebih baik, kita juga harus berani hijrah. Keluar dari zona kenyamanan. Tanpa itu kita tidak bisa “naik kelas” atau lebih parah lagi justru “turun kelas”. Tak ada yang bilang melakukan hijrah itu hal yang mudah, tapi bukan hal mustahil dilakukan. “Memang sulit untuk melakukan hijrah, tapi bisa dilakukan. Caranya, mulailah dengan berpikir hal itu bisa dilakukan,” kata Pak Pal.

Ada beberapa tingkatan dalam hidup ini. Pertama, penyusu. Tahapan ini biasanya terjadi pada saat ini kita masih bayi atau pada saat kita tua nanti. Orang lain memberikan apa yang kita perlukan. Tahap selanjutnya adalah penjelajah. Pada masa ini kita mulai mencari jati diri. Setelah menjelajah, kita mulai menjadi pejuang yang berusaha membuktikan kemampuan diri.

Tahapan ini berlanjut dengan menjadi penyayang. Dengan segala yang dicapai, kita menikmati member. Dari kesenangan member kepada orang lain, kita akan menjadi pengasih yang menemukan kebahagiaan dan memiliki keyakinan. Puncak piramida ini dihuni oleh para penyulap. Dengan menjadi penyulap, kita mentransformasikan hidup dengan memberikan arti pada hidup orang lain. Kita berusaha membuat hidup orang lain menjadi berarti. “Ancol harus bisa masuk ke tahap ini,” begitu kata Pak Pal.

Namun, Pak Pal mengingatkan bahwa tingkatan ini sama sekali tak ada hubungannya dengan usia dan jabatan. “Orang-orang yang memiliki jabatan tinggi tidak berarti telah mencapai puncak piramida. Bisa saja mereka justru berada di dasar piramida. Bukan itu saja, orang-orang bisa saja mengalami penurunan. Misalnya, mereka yang telah ada di tahap pengasih, bisa saja turun lagi menjadi penyusu. Semua tergantung orangnya. Itulah pentingnya keterpanggilan,” papar Pak Pal panjang lebar.

Hmm.. sepertinya sekarang konsep terpanggil menjadi lebih jelas ya. Semoga kita bisa menjadi orang yang terpanggil dan menjadi mulia dengan apa yang telah kita kerjakan.

Ancolku, Internal Corporate Magazine
Edisi bulan April 2008


*)Ir. Palgunadi Tatit Setyawan, Is an Independent Commissioner and Chairman of Audit Committee of PT. Pembangunan Jaya Ancol ,Tbk and was Executive Vice President and Chief Advisor to the Chairman of Raja Garuda Mas International until his recent retirement last April 2003. He was the Regional Director for Asia – GIBB Ltd. UK from 1998 to 1999. He spent 15 years with PT Astra International and assumed numerous positions including as Manager, Director and Member of Supervisory Board of several industries within the Astra Group and, later, as Senior Vice President for Environmental Affairs. Palgunadi popularly known as Pak Pal also served at the Indonesian Army Industrial Command. He retired as Lieutenant Colonel of the Army in October 1983. Palgunadi earned his degree in Mechanical Engineering from the Bandung Institute of Technology and in Balistic Engineering fromthe Yugoslavian Military Science and Industry Institute of the University of Belgrade . He completed the Special Advance Program in Industrial Engineering at the Institute of Manufacturing Engineering of the University of Leuven, Belgium. His areas of specialization include industrial engineering and economics.He was also former member of APEC Business Advisory Council ( ABAC ) Indonesia from year 2001 - 2006.


http://www.palgunadi.com/artikel8.html


Copyright © 2008, Powered by CV. Mandiri Multi Kreasi

Tidak ada komentar: