Minggu, 30 Agustus 2009

Pembangunan Rel Diharapkan Sentuh Semua Pulau Besar


Cetak biru pembangunan rel di masa mendatang diharapkan dapat menyentuh seluruh pulau besar di Indonesia sehingga diharapkan pemda-pemda dapat melakukan kerjasama dengan investor untuk mewujudkan hal tersebut.

"Pemda-pemda di pulau-pulau besar itu diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan investor untuk mewujudkan hal tersebut. Undang-undang perkeretaapian yang baru telah memungkinkan mewujudkan hal tersebut," kata Dirjen Perkeretaapian, Tunjung Inderawan kepada wartawan saat mendampingi Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal kunjungan kerja di PT Inka Madiun, Minggu, untuk persiapan angkutan lebaran.

Menurut dia, investasi untuk pembangunan rel sebenarmya tidak sebesar pembangunan jalan raya, karena pembangunan rel hanya membutuhkan lahan yang sedikit dan tidak merusak ekosistim lingkungan di daerah. "Pembangunan jalan rel hanya membutuhkan lahan yang sedikit tetapi penting untuk membangkitkan potensi perekonomian di daerah," katanya.

Pemerintah saat ini, katanya, baru melakukan rehabilitasi dan membuka rel-rel yang dulunya sudah ada yang kini sudah mati dan di samping itu, pemerintah juga sudah mengadakan kereta api komuter di beberapa di kota besar di P.Jawa dan Sumatra.

Menurut dia, hadirnya layanan kereta api komuter yang berjarak pendek terbukti sangat membantu masyarakat, terutama membantu masyarakat pedesaan dalam menjual produksinya untuk dijual di kota dengan biaya murah.

Dalam pembangunan perkeretaapian jangka panjang tersebut, saat ini sudah dipelopori oleh beberapa pemda seperti Pemda Bengkulu dan di Kalimantan Timur yang membangun rel dengan perusahaan swasta batubara. “Tinggal bagaimana pemda bisa mangadakan lokomotif yang harganya murah yang saat ini satu setnya sebesar Rp 20 miliar,” katanya.

Industri KA


Sementara itu, Menhub Jusman Syafii Djamal dalam sambutannya dengan para pejabat PT Inka Madiun mengatakan, pemerintah selain terus meningkatkan industri kereta api seperti Inka, pemerintah juga terus meningkatkan balai-balai yasa atau bengkel-bengkel kereta api yang ada.

"Karena balai-balai yasa tersebut mempunyai peranan penting sebagai pusat perawatan kereta api. Dari jumlah 170 lokomotif pada umumnya sudah berumur tua, tetapi dengan perawatan yang terjadwal kareta api tersebut meskipun sudah tua tapi masih produktif," katanya.

Setelah mendengar laporan dari pejabat PT Inka tahun ini sudah mampu memproduksi 75 set kereta api, Menhub mengucapkan selamat dengan umurnya baru 28 tahun, Inka sudah mampu memproduksi 75 KA, meningkat 50% lebih dibanding dengan tahun sebelumnya. (ant/gor)

31/08/2009 10:15:30 WIB
JAKARTA, investorindonesia.com

http://www.investorindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=68117&Itemid=33

Tidak ada komentar: