Minggu, 23 Agustus 2009

PEMAHAMAN KONSEP PERSFEKTIF MANAJEMEN DALAM WAWASAN ENTREPRENEUR



Abdul Talib Rachman *)




PENDAHULUAN

Membicarakan persfektif manajemen berarti ada sesuatu yang ingin kita ungkapkan dimana disatu sisi manajemen membicarakan seperangkat pengetahuan (apa yang harus dilakukan dan mengapa), keterampilan (bagaimana melaksanakan) dan keinginan (mau melakukan) tentang usaha manusia mencapai tujuan dengan memaksimumkan sumber daya yang tersedia secara produktif (efisein, efektif dan kualitas), sedangkan disisi lain persfektif membicarakan kemampuan berpikir strategis untuk melihat segala sesuatu di masa depan.

Untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses dalam arti kemampuan yang bersangkutan untuk terus mengelelola daur hidup perusahaan yang perima, disamping terus dapat bertahan, tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, maka diperlukan kemampuan berkir jangka panjang yang bertolak dari usaha menggerakkan kekuatan berpikir secara intuitif.

Dengan penguasaan wawasan entrepreneur yang bersangkutan diharapkan memiliki keterampilan merumuskan lompatan-lompatan strategis untuk dapat memandang arah jangka panjang, oleh karena itu kemampuan berpikir strategis merupakan kebutuhan bagi setiap pemimpin masa depan, tanpa kemampuan itu sangat sulitlah ia menerapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menggerakkan orang dalam usaha untuk mencapai tujuan yang diharapkan, jadi tidak heran banyak pemimpin menguasai informasi tapi ia tidak mampu memanfaat informasi menjadi berguna.

Sejalan dengan pemikiran diatas, maka kepemimpinan entrepreneur masa depan sangat ditentukan kemampuannya untuk menggerakkan kemampuan berpikir dalam kerangka persfektif artinya ia memiliki kemampuan mengungkapkan situasi dalam gelombang perubahan karena perubahan akan selalu ada dimana-mana sehingga pemahaman yang mendalam memanfaatkan otak dan hati dalam mewujudkan antisipasi.

Entrepreneur berwawasan yang mampu menggerakkan kekuatan berpikir dalam melahirkan ide-ide baru sebagai langkah untuk membangkitkan kekuatan kreatifitas dari mimpi menjadi sesuatu yang dapat meletakkan landasan yang kuat dalam merumuskan antsipasi.

Antisipasi adalah keterampilan baru untuk menggerakkan kemampuan yang terkait dalam pemikiran analisis strategis dimana ia mampu mengungkapkan segala sesuatu yang belum terjadi. Inilah keterampilan yang sangat perlu.

Jadi entrepreneur berwawasan akan mampu menggerakkan kekuatan kemungkinan berpikir intuitif dengan mengungkapkan persfektif dari hasil analisis strategis sebagai satu usaha untuk meramalkan sesuatu yang harus dihindari dimasa depan, maka dengan melaksanakan manajemen yang benar diharapkan kita mampu untuk menciptakan peluang-peluang dalam masa ketidak pastian.

Dengan pemikiran diatas, mendorong entrepreneur berwawasan untuk kembali memikikan konsep manajemen persfektif sebagai kemungkinan berpikir untuk mendorong pemahaman mengenai persfektif, manajemen dan manajemen persfektif dengan pendekatan dari penguraian huruf dari kata menjadi kata yang bermakna.

PERSFEKTIF DARI SISI HURUF MENJADI KATA BERMAKNA

Untuk mengungkit kekuatan kemungkinan berpikir melalui alat pikir dari kesadaran, kecerdasan dan akal dalam proses berimajinasi terhadap suatu situasi, maka diperlukan pendekatan untuk mengerakkannya, dalam hal ini bagi seorang entreprenaur berwawasan memanfaatkan apa yang disebut pendekatan dari huruf dalam kata persfektif , bila kita uraikan maka setiap huruf akan menjadi satu kata yang bermakna yaitu :

P menjadi kata Perencanaan
E menjadi kata Esensi
R menjadi kata Relokasi
S menjadi kata Sumber daya
F menjadi kata Faktor
E menjadi kata Ekonomi
K menjadi kata Keterampilan
T menjadi kata Teknologi
I menjadi kata Informasi
F menjadi kata Fondasi

Dengan menguraikan huruf menjadi kata yang bermakna diatas, maka kita dapat pula merumuskan makna kata Persfektif sebagai sesuatu wawasan kemungkinan berpikir sebagai berikut :

PERSFEKTIF adalah PERENCANAAN analisis strategi sebagai ESENSI merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan RELOKASI terhadap SUMBER-DAYA sebagai satu FAKTOR penentu EKONOMI keberhasilan dengan memanfaatkan KETERAMPILAN dalam TEKNOLOGI dan INFORMASI sebagai FONDASI dalam mewujudkan keputusan strategik.

Pemahaman kata persfektif yang dirumuskan diatas diharapkan akan menjadi alat pendorong sikap dan perilaku agar semua rumusan dalam kerangka berpikir ANTISIPATIF mampu meramalkan keputusan strategik.

Dengan pemanfaatan otak dan hati dalam kerangka kemampuan berpikir antisifatif dengan menggerakkan kompetensi agar komponen memahami apa yang dapat mempengaruhi, cara berpikir yang dalam mencari jawaban lebih dari satu arah, lebih terfokuskan, mampu menggambarkan jalan yang akan ditempuh, maka keseluruhan proses berpikir itu disebut analisis strategis.

Jadi merumuskan persfektif akan memberikan hasil yang memuaskan bilamana kompetensi untuk membuat satu analisa strategis dipenuhi sehingga informasi yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai langkah untuk membuat antisipasi yang lebih terarah, terpadu dan kompeherensip.

MANAJEMEN DARI SISI HURUF MENJADI
KATA BERMAKNA

Kata manajemen terdiri dari beberapa huruf, bila kita uraikan dari huruf menjadi kata bermakna, akan memberikan petunjuk kedalam operasionalnya artinya bagaimana anda menerapkannya dalam pelaksanaan. Jadi huruf dalam kata manajemen dapat diuraikan sebagai berikut :

M menjadi kata Mengelola
A menjadi kata Aktiva
N menjadi kata Nilai tambah
A menjadi kata Akseptasi
J menjadi kata Jaminan
E menjadi kata Ekuitas
M menjadi kata Masa depan
E menjadi kata Emisi
N menjadi kata Naik

Dengan menguraikan huruf menjadi kata bermakna diatas, maka kita dapat pula merumuskan manajemen dari sisi huruf menjadi kata bermakna sbb.:

MANAJEMEN adalah Kemampuan dalam MENGELOLA penggunaan sumber daya yang tercantum sebagai AKTIVA untuk mewujudkan NILAI TAMBAH ekonomis ( economic value added) menjadi AKSEPTASI untuk memberikan JAMINAN atas EKUITAS yang ditanam sebagai EMISI akan NAIK sejalan dengan pertumbuhan usaha.

Pemahaman manajemen yang dikemukakan diatas mendjadi satu kekuatan bagi pemimpin bertanggung jawab dalam menjamin pertumbuhan usaha yang berkelanjutan dan selalu siap memasuki gelombang ketidak pastian menjadi peluang.

Jadi manajemen haruslah dipandang bukan saja dalam arti abstrak tetapi juga dipandang dari konkrit artinya manajemen sebagai keterampilan membutuhkan kompetensi tertentu. Dengan keterampilan itu bagi pemimpin akan selalu mampu menggerakkan sumber daya manusia untuk dapat memaksimumkan sumber daya yang lain dalam mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

Keterampilan tertentu tersebut harus dikembangkan menjadi kompetensi dalam manajerial, organisasi, teknik dan informasi sehingga manajemen dapat dipahami dalam arti praktis yang dapat diaktualisasikan kedalam sikap dan perilaku yang bersifat yang proaktif

Sikap dan perilaku proaktif akan mampu mendorong kemampuan dalam kompetensi tertentu dengan memanfaatkan manajemen dari kebiasaan memecahkan masalah menjadi menghindari masalah.

PERSFEKTIF MANAJEMEN (P.M.)

Pada bagian terdahulu telah diutarakan pemahaman secara umum dan dari sisi huruf menjadi kata yang bermakna atas persfektif dan manajemen, maka bila kedua kata itu disatukan menjadi persfektif manajemen berarti kita melihat dari sisi bagaimana seharusnya ia diaplikasikan menjadi kenyataan dalam praktek.

Dengan pemahaman itu, maka aplikasi PERSFEKTIF MANAJEMEN disini kita maksudkan adalah penguasaan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang dapat memberi kekuatan kepemimpinan dalam mewujudkan keinginan agar dapat memberikan motivasi dalam menciptakan keseimbangan kepentingan individu, kelompok dan organisasi.

Pengetahuan, keterampilan dan keinginan tersebut harus ditumbuh kembangkan menjadi suatu kebiasaan yang produktif untuk mendukung kemampuan dalam pemikiran strategis, jangka panjang dan pendek dalam organisasi dan menjadi pendorong lahirnya kompetensi manajerial, teknik, informasi dan organisasi.

Kemampuan-kemampuan tersebut harsulah dapat dipandang sebagai satu kebiasaan yang produktif yang menunjukkan kekuatan-kekuatan dan atau kelemahan-kelemahan artinya dari sisi kekuatan-kekuatan akan berdampak mendukung keberhasilan persfektif, posisi dan performa, sebaliknya dari sisi kelemahan-kelemahan akan menghambat keberhasilan.

KEMAMPUAN DALAM KOMPETENSI MANAJERIAL

Pada tingkat eksekutip akan ditunjukkan kemampuan manajerial yang kuat dan terbangun dari kebiasaan yang efektif yang tumbuh dari pengalaman dan pengembangan bakat yang tersembunyi.

Dengan kemampuannya para eksekutip mengarahkan organisasi melalui kondisi lingkungan yang dinamik. Para eksekutip pembuat keputusan tingkat atas dengan melaksanakan penelitian strategis akan menghasilkan antisipasi dengan baik pula dari kemampuan mengidentifikasi situasi, merumuskan masalah (strategik, pokok dan insidentil), menyeleksi serta membuat solusi penyelesaian secara tepat dan benar yang ditunjukkan dalam membuat pilihan-pilihan strategi yang sempurna di dalam berbagai kondisi diatas lingkungan yang beragam dan komplek adanya.

Sedangkan pada peringkat manajemen menengah dimana kemampuan akan manejerialnya lebih terfokuskan kedalam kegiatan untuk menterjemahkan keputusan strategik agar dapat dilaksanakan. Sebaliknya pada kemampuan manajerial operasional dapat membantu mengaktualisasikan seluruh strategi organisasi di dalam jangka pendek.

KEMAMPUAN DALAM KOMPETENSI TEKNIK

Kemampuan teknik dapat memperkuat dan atau memperlemah pencapaian keputusan strategik dalam lingkungan tugasnya yang terletak di dalam area-area teknologi produk baru, teknologi proses, teknologi pendukung operasi serta manajemen sumber daya manusia.

Operasi yang mendukung teknologi adalah teknik-teknik, prosedur-prosedur dan sistem-sistem yang dimiliki oleh organisasi yang secara langsung dapat menyokong teknologi produk dan proses yang mampu meningkatkan kemampuan untuk bersaing.

Dengan berbagai teknik-tenik dan sistem-sistem mampu mentranformasikan informasi dengan kecepatan tinggi keluar. Begitu pula teknologi dukungan seperti teknik pengolahan pesanan, sistem logistik dan sebagainya.

KEMAMPUAN DALAM KOMPETENSI INFORMASI

Dengan informasi dapat membantu organisasi memasuki persaingan secara efektif di dalam pasar-pasar produknya yang disebut dengan kemampuan informasional.

Dengan memiliki kemampuan yang berhubungan dengan informasi luar mengenai lingkungan perusahaan, pasar dan pesaingnya, akan memberikan keuntungan lebih dari yang lainnya sehingga bagi organisasi yang memiliki kemampuan informasional tersebut mudah memasuki ekonomi dunia tanpa batas dan mampu menciptakan peluang dari ketidak pastian.

Kemampuan informasional termasuk sistem imformasi manajemen untuk mendukung komunikasi antar unit kerja menjadi efektif dan efesien karena dapat mengurangi kesalahan dan dapat tanggap atas perubahan lingkungan.

KEMAMPUAN DALAM KOMPETENSI ORGANISASI

Kemampuan dalam mendayagunakan peran-peran keorganisasian dalam merumuskan kerja, jabatan atau kedudukan, peran, pekerjaan, fungsi dan tugas akan mendukung terciptanya suatu pengorganisasian yang fleksibel dan mudah dikontrol.

Dengan kemampuan itu pula dapat memberikan daya dorong untuk supaya mudah memotivasi dan efektivitas peran dalam mengoptimalkan potensi karyawan. Sejalan dengan itu memungkinkan untuk membangun hubungan horizontal, vertical dan diagonal dalam mewujudkan keharmonisan dan koordinasi dalam pekerjaan.

Memiliki kemampuan untuk menggerakkan dan menumbuhkan partisipasi serta komitmen dalam organisasi untuk setiap perubahan, oleh karena itu diperlukan persyaratan terciptanya iklim organisasi yang sehat.

Dengan terciptanya iklim organisasi yang sehat berarti ditopang oleh „budaya organisasi yang diformalkan“ yang dapat menuntun sikap dan perilaku dari setiap warga organisasi Jadi budaya organisasi yang diformalkan berarti ada kejelasan yang terkait dengan nilai, norma, wewenang dan ganjar, sebagai pedoman yang dapat diterima oleh semua pihak dalam organisasi disatu sisi dan disisi lain diperlukan pula hal-ha yang terkait dengan transparan dan tanggung jawab sosial

PENUTUP

Untuk mendukung pemahaman persfektif manajemen agar dapat diaplikasikan kedalam suatu organisasi yang efektif dan mudah dikontrol dibutuhkan kesungguhan untuk membangun kebiasaan yang produktif artinya diperlukan peningkatan yang berkelanjutan atas pengetahuan yang diperoleh dari informasi, keterampilan yang diperoleh dari pengalaman dan keinginan yang sejalan dengan sikap dan perilaku untuk menyesuaikan dengan tuntutan perubahan

Maka seperangkat kebiasaan yang produktif menjadikan pondasi yang selalu ditumbuh kembangkan sebagai usaha-usaha pengembangan sumber daya manusia agar ia selalu siap beradaptasi terhadap gelombang perubahan yang terus bergerak tanpa berakhir.

Sejalan dengan pemikiran itu maka diperlukan pilar-pilar sebagai tonggak untuk menahan setiap perubahan artinya selalu siap menghindari masalah, sehingga ia mampu berpikir, bekerja dan belajar sebagai tonggak perjalanan hidupnya.


January 26, 2009 by suaraatr2025
http://suaraatr2025.wordpress.com/2009/01/26/pemahaman-konsep-persfektif-manajemen-dalam-wawasan-entrepreneur/

Abdul Talib Rachman *),

http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=1047787560063647465&postID=5412888726116333558

Tidak ada komentar: