Sabtu, 12 September 2009

Mengapa Bank “Enggan” Salurkan Kredit ?



Oleh Faisal Basri - 23 Juni 2009

Fungsi hakiki perbankan ialah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Perbankan berperan sebagai agen pengantara keuangan (financial intermediary).

Kenyataan dewasa ini sejumlah bank kurang bergairah salurkan kredit. Sekitar sepertiga dari dana masyarakat (deposito, tabunga, dan giro) yang mereka himpun dialokasikan untuk membeli surat berharga dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN). Separuh dari nilai total SUN dipegang oleh perbankan.

Semakin besar bank, semakin kecil porsi kredit yang disalurkan atau LDR (loan to deposit ratio) rendah. Bank-bank besar ini makin sibuk memutarkan dana masyarakat dalam bentuk sesama transaksi keuangan, mengembangbiakkan uang masyarakat di pasar keuangan semata. Bank-bank seperti itu dijuluki investment bank, yang di negara-negara maju jumpalitan akibat krisis finansial global.

Alasan mereka, sektor riil tidak bergairah dan berisiko tinggi. Lebih nyaman dan lebih mudah memutarkan uang di SUN dan SBI. Mengingat, selisih bunga SUN lumayan tinggi ketimbang bunga deposito, jadi dapat spread cukup lumayan. Tak perlu susah-susah menganalisis kelaikan kredit dan mengurusi kolateral.

Ironisnya, Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagaimana terlihat pada Peraga mendorong perbankan ke arah itu. Investment banks dengan modal besar didudukkan pada kasta paling tinggi. Sementara bank-bank komersial dan yang lebih fokus memberikan kredit pada bidang-bidang tertentu ditempatkan pada kasta rendahan.

Ayo, BI, bawa perbankan kita kembali ke jalur yang benar.


http://faisalbasri.kompasiana.com/2009/06/23/mengapa-bank-enggan-salurkan-kredit/

Tidak ada komentar: