Kamis, 18 Februari 2010

Wajah Indonesia di Lihat dari Jalan Nasional


Bicara tentang Jalan Nasional, Departemen Pekerjaan Umum merupakan pengambil kebijakan nasional untuk Jalan Nasional yang memakai dana APBN. Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka tersebut, jalan mempunyai peranan untuk mewujudkan sasaran pembangunan seperti pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung ekonomi, soisal budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan dan keamanan. Dari aspek ekonomi, jalan sebagai modal sosial masyarakat merupakan katalisator diantara proses produksi, pasar, dan konsumen akhir. Dari aspek sosial budaya, keberadaan jalan membuka cakrawala masyarakat yang dapat menjadi wahana perubahan sosial, membangun toleransi, dan mencairkan sekat budaya. Dari aspek lingkungan, keberadaan jalan diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dari aspek politik, keberadaan jalan menghubungkan dan mengikat antar daerah, sedangkan dari aspek pertahanan dan keamanan, keberadaan jalan memberikan akses dan mobilitas dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan.

Melihat Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, China dan Australia, seharusnya Indonesia berada di tengah-tengah untuk mempunyai transportasi yang baik, mengingat pandangan asing bagus atau tidak dari sarana transportasi bandara sampai stasiun yang mengantarkan kita sampai kepada tujuan.

Jalan raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan raya, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan raya juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan raya utama yang menghubungkan bandar-bandar besar, penduduk setempat dapat menjual makanan kepada supir truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang baik bagi ekonomi lalu lintas dapat dilihat di pasar Machap, Johor Malaysia.

Singapura telah mengukir sejarah sebagai tuan rumah pertama di Asia dalam penyelenggara seri balap F1 yang digelar di ruas jalan raya pada tanggal 26-28 September 2008. Sejumlah pembalap kelas dunia seperti Kimi Raikkonen, Felipe Massa dan Lewis Hamilton akan beradu cepat menuntaskan 61 putaran di atas sirkuit jalan raya sepanjang 5,067 km yang memberikan banyak kesempatan menyalip dan belokan-belokan yang menantang saat pembalap memacu dengan kecepatan melebihi 300kph. Ini artinya struktur jalan di Singapura sangat bagus, tidak hanya itu, Jet tempur dan pesawat militer Singapura lainnya hari Minggu 30 November 2008, telah tinggal landas dan mendarat di jalan raya Singapura yang telah diubah menjadi landasan pacu alternatif, Latihan, yang membantu menyiapkan pasukan udara dalam kasus landasan normal tdak berfungsi, itu melatih kesiapan untuk menggunakan kekuatan udara tanpa gangguan di sepanjang waktu (Informasi dari Kementerian Pertahanan Singapura).

Seperti halnya Singapura, salah satu upaya membangun perekonomian ialah membangun jalan raya dan melancarkan jalan bagi pengangkutan barang, bahan baku, hasil produk maupun angkutan manusia. China melakukan dengan intensip sekali dan luar biasa pembangunan jalan ini. Kapan Indonesia meniru pembangunan seperti China?

Sejauh ini, sistem jalan raya, yang total panjangnya 35 ribu kilometer, telah dibentuk kata Menteri Komunikasi Li Shenglin, seperti dikutip Xinhua, di Beijing Ia mengatakan, China juga membangun jalan raya untuk lalu lintas kendaraan cepat dengan total sepanjang 5.000 kilometer dan pembangunannya diperluas di delapan jalan raya antar provinsi. Li menambahkan bahwa dukungan khusus akan diperluas untuk sejumlah wilayah di perbatasan dan wilayah yang masih miskin yang berada di wilayah kelompok minoritas.

Berbeda dengan China, Australia cepat sekali menjadi pengekspor penting untuk hasil pertanian dan mineral. Saat ini, dengan adanya sistem angkutan jalan raya, kereta api, angkutan laut dan udara yang efisien, terjadilah hubungan antara daerah pedalaman dengan daerah pantai di Australia dan terciptalah hubungan yang efisien dengan dunia luar.

Manajemen Jalan Raya

Masalah struktural besar Indonesial adalah serba terbatasnya kondisi infrastruktur. Infrastruktur itu sendiri dapat dipilah menjadi tiga bagian besar sebagai berikut:

1. Infrastruktur keras fisik (physical hard infrastructure) yang meliputi jalan raya, rel kereta api, bandara, dermaga dan pelabuhan, bendungan dan saluran irigasi, dan sebagainya.

2. Infrastruktur keras non fisik (nonphysical hard infrastructure) yang berkaitan dengan fungsi utilitas umum seperti ketersediaan air bersih berikut instalasi pengolahan air dan jaringan pipa penyaluran; pasokan listrik; jaringan telekomunikasi (telepon, internet); dan pasokan energi mulai dari minyak bumi, biodiesel, dan gas berikut jaringan pipa distribusinya.

3. Infrastruktur lunak (soft infrastructure) atau yang bisa pula disebut kerangka institutsional (kelembagaan) yang meliputi berbagai nilai (termasuk etos kerja), norma (khususnya yang telah dikembangkan dan dikodifikasikan menjadi peraturan hukum dan perundang-undangan), serta kualitas pelayanan umum yang disediakan oleh berbagai pihak terkait khususnya pemerintah.

Ketiga jenis infrastruktur tersebut sama-sama memainkan peranan vital karena ketiganya merupakan wahana sekaligus instrumen guna menggerakkan ”mesin” perekonomian nasional. Infrastruktur merupakan penentu kelancaran dan akseslerasi pembangunan. Tersedianya fasilitas infrastruktur akan merangsang pembangunan di suatu daerah atau negara. Semakin cepat dan besar pembangunan ekonomi yang hendak digerakkan, semakin banyak fasilitas infrastruktur yang diperlukan. Tanpa ketersediaan infrastruktur yang memadai, dapat dipastikan suatu kegiatan ekonomi atau pembangunan pada umumnya akan berjalan tersendat-sendat. Dalam berbagai literatur kita telah mengetahui betapa infrastruktur memiliki sifat eksternalitas positif yang tinggi. Artinya, pengadaan suatu infrastruktur akan sangat memengaruhi secara positif (mendukung) perkembangan berbagai sektor ekonomi lainnya. Sebaliknya, keterbatasan infrastruktur jelas mengakibatkan pemanfaatan potensi dan sumber daya ekonomi menjadi tidak optimal, bahkan sulit berkembang hingga ke taraf yang diharapkan.

Infrastruktur keras fisik, pada dasarnya, seperti pembangunan jalan raya adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowong, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.

Pengaliran air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan jalan raya. Air yang berkumpul di permukaan jalan raya setelah hujan tidak hanya membahayakan pengguna jalan raya, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan raya. Karena itu permukaan jalan raya sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan “mata kucing”, yakni sejenis benda bersinar seperti batu yang “ditanamkan” di permukaan jalan raya. Fungsinya adalah untuk menandakan batas lintasan.

Pentingnya Dana Preservasi Jalan

Dana Preservasi jalan digunakan untuk pembiayaan pemeliharaan jalan yang rusak. Ada beberapa kegiatan dari masyarakat yang dapat digunakan sebagai momentum dipungutnya Dana Preservasi Jalan ini, yaitu antara lain melalui :

1. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ; nantinya masyarakat akan dikenakan pajak bensin atau pajak solar. Dalam praktek di Amerika, kendaraan yang berbahan bakar solar dikenakan pajak BBM yang lebih mahal dari pada kendaraan ber-BBM bensin. Hah ini didasarkan tonase kendaraan solar lebih besar dan berdaya rusak terhadap jalan juga lebih besar ketimbang mobil bensin.

2. Pajak Kendaraan Bermotor ; nantinya mungkin akan ada tambahan item dalam Pajak Kendaraan Bermotor yang biasanya kita bayar pada saat mengurus STNK di Samsat, baik pajak tahunan maupun pada saat memperpanjang STNK.

3. Pungutan Jalan ; penerapan Pungutan Jalan di jalan raya berpola Electronic Road Pricing (ERP), pemerintah daerah juga yang menetapkan besaran dan daerah mana saja yang terkena ERP.

Apapun bentuk tata cara dan mekanisme pengumpulan dan pemungutan Dana Preservasi Jalan ini, bagi pemilik kendaraan bermotor dalam rangka berpartisipasi di Dana Preservasi Jalan ini.

Selanjutnya dalam Undang-undang ini mengamanatkan Peraturan Pelaksanaan Undang-undang ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun. Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dibentuk paling lama 1 (satu) tahun. Unit pengelola Dana Preservasi Jalan harus berfungsi paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-undang ini berlaku (Pasal 323 UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan). Sedangkan Pusat Kendali Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dibentuk paling lama 2 (dua) tahun sejak Undang-undang ini berlaku (Pasal 322 UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Kesiapan SDM Indonesia

Seharusnya kita ini mempunyai sumber daya manusia transportasi yang professional sehingga bisa membawa manusia ke arah transportasi tersebut bisa berdisiplin. Apakah kita sudah demikian, jawaban adalah BELUM. Kenapa BELUM, karena masih terjadinya kemacetan, juga kita kurang berdisiplin dan kurang profesionalisme transportasi umum kita.

Ini adalah contoh paling nyata betapa infrastruktur keras fisik di negara kita begitu terbatas dan sama sekali tidak memadai seperti jalan raya darat. Sebagai pengguna jalan sehari-hari kebanyakan kita tentunya telah merasakan sendiri betapa lebar dan luas jalan raya berbagai kota kian terasa sempit dan sesak. Secara absolut, panjang jalan dan kualitas (peraspalan) sesungguhnya bertambah dari tahun ke tahun. Hanya saja, peningkatan tersebut tidak mencukupi dan bahkan dari waktu ke waktu kian tidak memadai untuk mendukung berbagai kegiatan ekonomi nasional. Dalam kalimat lain, peningkatan kualitas dan kuantitas jalan raya mengikuti deret hitung, sementara kebutuhannya meingkat dalam deret ukur. Akibatnya jelas, ketimpangan antara ketersediaan dan kebutuhan jalan raya kian timpang. Berbagai kota besar, bahkan menengah, di Indonesia kian tidak nyaman dihuni karena setiap kali bepergian kita dijebak oleh kemacetan lalu lintas. Catatan untuk Departemen Perhubungan, baik atau tidak pelayanan kepada masyarakat ditentukan oleh tidak adanya komplain masalah pelayanan. Apakah bisa memberikan 24 jam pelayanan yang aman, nyaman dan murah. Masalah jalanan dan pembangunan ekonomi, kalau selama ini belum bisa terpenuhi prasarana yang baik maka jangan berharap Negara ini bisa maju.

Penutup

Sudah selayaknya Indonesia mempunyai sarana transportasi yang nyaman, aman dan murah. Dengan demikian ada baiknya masyarakat mendukung jalan nasional atau jalan bebas hambatan (tol) tersebut. Inilah sebenarnya kebutuhan primer, karena seperti pergi kerja atau ke tempat tujuan lain, jalan raya disiapkan untuk masyarakat agar bisa hidup lebih sejahtera, disiplin seperti layaknya kita melihat di TV. Kita mempunyai sarana dan prasarana yang baik membuat kita harus bangga terhadap bangsa kita, kebutuhan ini satu paket, untuk itu belajar dari sejarah bangsa kita bagaimana memberikan contoh yang baik, dalam menciptakan kebijakan dan pelaksana infrastruktur jalan raya dan penggunaannya mulai dari Presiden sampai ketua RT.

Merupakan harapan kita bersama, sarana dan prasarana Transportasi dapat berubah, yang tadinya wajah Indonesia terkesan kacau dan amburadul, berubah menjadi wajah Indonesia yang tertib, bersih, nyaman dan Indah setaraf dengan negara-negara maju. Bagaimana pendapat rekan-rekan kompasianers? Wallahu alam bishshawab.

Jakarta, 19 Januari 2010

Adjie Massaid, SE

http://polhukam.kompasiana.com/2010/01/19/wajah-indonesia-di-lihat-dari-jalan-nasional/

Tidak ada komentar: