Jumat, 12 Februari 2010

Menperin: Susah Dilawan, China Dirangkul Saja


VIVAnews - Ini salah satu alternatif jalan menghadapi implementasi perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China yang diusulkan Menteri Perindustrian MS Hidayat.

Dia mengusulkan untuk mengundang industriawan China dan mengajak kerjasama untuk bermitra dengan pengusaha lokal guna membangun pabrik di Indonesia.

"If you cannot beat them, joint them. Itu prinsip di dunia usaha," kata Hidayat di sela-sela Rapimprov Kadin DKI Jakarta di Jakarta, Kamis, 11 Februari 2010.

Hidayat menawarkan investor China yang tertarik untuk bermitra dengan pengusaha lokal beberapa fasilitas.

Diantaranya, akan difasilitasi untuk masuk ke kawasan industri yang menyediakan infrastruktur yang relatif lebih lengkap, menjanjikan perizinan yang lebih mudah, memberikan mitra lokal yang berkompeten, dan menyerap tenaga kerja yang kompetitif.

"Diharapkan yang akan masuk itu investasi di sektor produk konsumsi dan kebutuhan sehari-hari, atau diantara dari 11 sektor yang sedang kami mintakan untuk renegosiasi," ujarnya.

Upaya renegosiasi, menurut Hidayat, diperlukan untuk melindungi konsumen dari barang konsumsi yang kualitasnya di bawah rata-rata.

Di samping melakukan renegosiasi, dia menambahkan, akan dilakukan serangkaian pengawasan di pelabuhan terkait gejolak impor, termasuk melakukan instrumen pengamanan pasar dalam negeri.

"Kita punya mekanisme safeguard dan pemeriksaan kualitas SNI," kata Hidayat.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian akan menambah SNI wajib di Indonesia, menjadi setidaknya 100 SNI wajib pada tahun ini.

Saat ini, SNI wajib baru sekitar 57 standar, diantaranya di sektor besi dan baja. Sementara sebanyak 49 standar sedang proses notifikasi di WTO.

"Saya ingin mempercepat proses mewajibkan SNI ini. Salah satunya dengan melibatkan laboratorium swasta dan universitas, seperti di sektor elektronik, makanan minuman, dan besi baja," ujarnya.

Hingga saat ini, Indonesia hanya mempunyai 20 laboratorium standarisasi dan jumlah itu relatif kecil.

http://bisnis.vivanews.com/news/read/128756-menperin__tak_mampu_kalahkan__rangkul_china

Tidak ada komentar: