Kamis, 09 Juli 2009
14 Km Tol Kanci-Pejagan Telah Dibeton PPCP
PT Bakrie Toll Road menyatakan, sepanjang 14 kilometer (km) tol Kanci-Pejagan telah berhasil dibeton dengan menggunakan teknologi precast prestress concrete pavement (PPCP). Rencananya, setengah dari total panjang tol itu akan menggunakan beton hasil teknologi PPCP, setengah lainnya mengunakan beton konvensional.
Direktur Utama PT Bakrie Toll Road Harya Mitra Hidayat mengatakan, penerapan teknologi PPCP memang cenderung aman dan cepat dalam pembuatan jalan tol Kanci-Pejagan. Teknologi berupa produksi lembar beton cetak yang ditarik itu memang dikhususkan bagi jalan dengan kekuatan 10 ton, seperti halnya tol Kanci-Pejagan.
“Kontraktor kami, yakni PT Adhi Karya Tbk, berhasil mempercepat pekerjaan dengan menggunakan teknologi PPCP, sehingga saat ini beton sudah terpasang 14 km dari total panjang 34,5 km,” kata dia, di Jakarta, belum lama ini.
Harya menjelaskan, dengan raihan pembetonan sepanjang 14 km itu, berarti total panen yang terpasang sekitar 5.617 unit. Sedianya untuk setengah panjang tol Kanci-Pejagan atau sekitar 18 km dibutuhkan sedikitnya 7.220 panel yang saat ini telah seluruhnya terkirim ke lapangan.
“Dengan teknologi PPCP, produksi beton justru sudah mencapai 8.106 panel atau jika dipasangkan ke jalan bisa mencapai 20 km,” tegas dia.
Dengan penerapan teknologi PPCP itu, lanjut dia, pihaknya pun optimistis bisa mengoperasikan tol Kanci-Pejagan sebelum Lebaran 2009. saat ini, progres fisik di lapangan telah rampung 60%. Jika kondisi cuaca bagus, kegiatan fisik di lapangan bisa rampung pada Agustus atau September.
Harya juga menjelaskan, pihaknya juga akan mengusung teknologi tinggi dalam menggunakan transaksi tol, yakni teknologi Automatic Vehicle Classification (AVC). Teknologi itu merupakan bagian dari rangkaian peralatan pengumpulan pendapatan tol. Alat tersebut akan secara otomatis dapat menentukan golongan kendaraan yang melewati gardu tol, sehingga akurasi pendapatan lebih maksimal.
Menurut dia, peralatan itu berisikan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (sofware). Hardware terdiri dari 2 sensor pendeteksi kendaraan, yakni sensor atas tekanan akibat roda kendaraan yang melintas dan sensor optikal yang mendeteksi dimensi kendaraan serta komputer. Hasil deteksi ini kemudian dianalisis oleh sofware khusus dan diterjemahkan menjadi informasi golongan kendaraan. (imm)
24/06/2009 20:28:42 WIB
JAKARTA, INVESTOR DAILY
{mos_ri:tol kanci }
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar