Minggu, 24 Mei 2009

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan teropong dari tengah jembatan untuk melihat pembangunan Jembatan Suramadu, Jumat (22/5).


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap, empat kabupaten di Madura, Jawa Timur (Jatim) berubah setelah jembatan nasional Suramadu (Surabaya-Madura), mulai dioperasikan 10 Juni mendatang.

"Namun, industrialisasi yang akan masuk jangan sampai mengubah nilai-nilai agamis dalam sosio kultural di daerah ini," kata Presiden Yudhoyono ketika meninjau jembatan nasional ini Jumat (22/5). Turut mendampingi saat peninjauan adalah Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Gubernur Jatim Soekarwo.

Menurut Presiden, dengan selesainya Suramadu, tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Madura di empat kabupaten, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, tetapi juga menjadi kebanggaan masyarakat Jatim. Bagi masyarakat Madura, keberadaan jembatan ini diharapkan juga memberi nilai tambah berlipat. Jembatan ini menjadi sarana untuk meningkatkan pengembangan.

Dengan selesainya pembangunan Suramadu yang pencanangan pertama dilakukan Presiden Megawati pada 23 Agustus 2003, Kepala Negara minta kepada Menteri Pekerjaan Umum agar berkoordinasi dengan Gubernur Banten dan Lampung, mengkaji terhadap rencana pembangunan jembatan serupa di daerah tersebut, yakni di Selat Sunda.


Hampir Selesai

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V, AG Ismail dalam paparannya mengatakan, proses pembangunan Suramadu sekarang sudah mencapai 98,81 persen. Pengerjaan yang tinggal sedikit dititikberatkan pada pengaspalan, dan pengecoran sebagian ruas.

Panjang jembatan 5,4 kilometer (km), meliputi causeway sisi Surabaya 1,4 km, sisi Madura 1,8 km. Sedangkan untuk bentang tengah, panjang 2,1 km terdiri dari approach bridge masing-masing 672 meter dan main bridge 818 meter. Sedangkan, panjang pendekat Surabaya 4,35 km dan sisi Madura 11,50 km. [080]

Tidak ada komentar: