Rabu, 01 April 2009

Re: Akibat resesi Global,..... Perlukah pasar bebas ???

Kang Nurhasan Achmad ysh,

Penilaiannya Kang Nurhasan sama persis dengan yang dirasakan Pemenang hadiah nobel perdamainan Muhammad Yunus dan ekonom Peru yang terkenal Hernando de Soto, yaitu saat ini keserakahan manusia bersatu dalam sistem ekonomi Kapitalisme, sehingga sistem ini begitu zhalim, menyiksa umat manusia, dan menciptakan kesenjangan yang sangat luar biasa. Sistem keuangan Kapitalis dengan pasar modalnya telah menjadi arena perjudian.

Kang Nurhasan ada baiknya kita perhatikan pernyataan sangat menarik disampaikan oleh Wakil Presiden M. Jusuf Kalla dalam pembukaan diskusi bertema Young Leader Forum dan Business Women Forum sebagai bagian acara World Islam Economic Forum di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Minggu (1/3/2009).

Sebagaimana diberitakan Detikfance, Wapres memberikan pandangan bahwa sistem ekonomi Islam lebih mampu bertahan di tengah krisis global dibandingkan sistem Barat (Kapitalisme). Hal ini disebabkan sistem ekonomi Islam berbasis real transaction sedangkan Barat unreal transction.“Krisis terakhir telah mengajarkan ke kita untuk menggunakan sistem ekonomi Islam. Karena sistem ekonomi Islam yang pakai sistem real transaction, ternyata lebih bisa bertahan menghadapi krisis…. Hal ini bisa dilihat dari negara-negara yang menggunakan sistem ini terbukti tidak begitu terpengaruh. Beda dengan negara-negara Eropa yang menggunakan unreal transaction.” kata Wapres.

Pandangan Wapres sangat tepat, sebab negara-negara yang menerapkan sistem ekonomi Barat (Kapitalisme) sangat rapuh menghadapi krisis. Bukan saja rapuh, sistem ekonomi Barat itulah yang menjadi penyebab krisis.

Sistem ekonomi Barat tidak dibangun atas dasar ketakwaan kepada Allah SWT (lihat QS. at-Taubah: 109). Sistem ekonomi Barat dibangun atas dasar penghalauan peranan (hukum) Tuhan dari muka bumi (sekularisme) dengan nilai-nilai materialistik sebagai standar.

“Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim.” (QS. at-Taubah 109)

Jika terhadap Allah SWT Barat sangat sangat berani maka bagaimana jadinya terhadap umat manusia? Karena itu tidaklah aneh negara-negara Barat sejak dulu dikenal sebagai negara penjajah.

Saat ini pun mereka selalu berusaha mencengkram negeri-negeri Islam untuk menguasai sumber daya alam dan pasarnya. Mereka berusaha mengcengkram malalui pasar bebas dan globalisasi, privatisasi dan investasi asing, serta dengan menjadikan sektor ekonomi non riil (virtual sector) sebagai basis perekonomian dunia.

Tidaklah aneh pula negeri-negeri muslim seperti Indonesia yang berkiblat pada sistem ekonomi Barat mengalami krisis dan sering kali melahirkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Setiap kebijakan ekonomi senantiasa didasarkan pada kepentingan asing dan investor. Sudah bukan rahasia lagi pembuatan undang-undang juga sarat dengan intervensi asing.

Sistem ekonomi Barat juga telah gagal mengangkat dirinya sendiri dari krisis sebagaimana dikatakan oleh Nouriel Roubini. Mereka gagal mengatasi krisis yang dipicu oleh masalah kredit macet subprime mortgage. Dana besar-besaran yang menyandera rakyat negara-negara Barat dalam hutang yang berkepanjangan juga tidak mampu mengeluarkan dari permasalahan. Pasar sektor non riil mereka tidak terlalu menganggap paket-paket stimulus sebagaimana yang terjadi Amerika. Perekonomian sektor non riil yang oleh Wapres Jusuf Kalla dianggap sebagai penyebab utama permasalahan ekonomi dunia adalah sumber penyakit ekonomi.

Allah SWT dalam QS. al-Baqarah 275 menggambarkan model perekonomian ribawi merupakan perekonomian yang “pasti jatuh”. Jika dapat berdiri pun berdirinya dengan sempoyongan. Ketidakpastian dan ketidakamanan merupakan karakteristik ekonomi Barat yang menjadikan riba sebagai model utama di dalam memperoleh profit.

Lihatlah negara-negara mana di dunia ini yang menerapkan sistem ekonomi Barat tidak pernah mengalami krisis ??? Dan negara mana pula setelah krisis tidak lagi dihantam krisis? Krisis terjadi berulang-ulang. Walaupun bisa diredam krisis pasti akan datang lagi dalam waktu yang lebih pendek dan lebih keras hantamannya.

Lihatlah pula negara-negara mana di dunia ini yang dikatakan negara kuat ekonominya? Pasti yang dikatakan sebagai negara-negara maju bukanlah negara kuat yang sebenarnya. Sebab bagaimana bisa dikatakan kuat keuangan negara senantiasa “lebih besar pasak daripada tiang” dengan jumlah hutang yang terus bertambah besar? Inilah yang menimpa negara-negara maju seperti Amerika.

Kehancuran-kehancuran ekonomi yang bersumbu di sektor non riil adalah kepastian. Tetapi ketidakpastian dan ketidakamanan ekonomi senantiasa mengiringi perekonomian yang menempatkan sektor non riil bisa berjalan beriringan dengan sektor riil.

Jual beli tidak sama dengan membungakan uang. Meraih untung melalui berdagang tidak sama dengan meraih untung melalui bermain saham dan produk derivatif. Berproduksi tidak sama dengan berinvestasi di pasar modal dan instrumen keuangan Barat lainnya. Namun itulah perekonomian non riil masih dianggap sebagai kegiatan ekonomi yang lazim.

Barat terjungkal oleh ekonomi non riil dan dunia pun terjungkal dengan ekonomi ini

Sumber : www.jurnal-ekonomi.org

Salam,
Hilman Muchsin


Nurhasan Achmad wrote:
>
> Kang Hilman,
>
> Sudah lama timbul pertanyaan dibenak saya: untuk siapa ekonomi liberal/pasar bebas itu dikembangkan? Apakah akan membawa manfaat untuk masyarakat luas/bangsa dunia secara keseluruhan, ataukah justru hanya untuk segelintir orang/bangsa yang kaya saja?
>
> Sekarang sudah terbukti bahwa sistem ekonomi liberal menghasilkan sistem ekonomi kapitalis, dimana orang/bangsa yang punya kapital besar dialah yang akan menguasai pasar bebas. Kapital disini bisa berupa modal finansial, penguasaan jalur-jalur informasi yang cepat dan akurat, jaringan pasar yang luas dan tertata serta kekuatan SDM yang berkualitas.
>
> Sedangkan masyarakat/bangsa yang lemah dan tidak mampu, semakin lama akan semakin terpuruk dan tergilas dalam sistem pasar bebas. Sehingga yang kaya semakin kaya, yang miskin bertambah miskin. Sistem ekonomi liberal hanya memberikan legitimasi pada sekelompok kecil orang/bangsa kaya saja, dengan mengorbankan sebagian besar masyarakat/bangsa miskin lainnya.
>
> Lihat, ekonomi Indonesia hanya dikuasai oleh sekelompok kecil konglomerat yang hidup bermewah-mewah dan bergelimang kekayaan (yang jumlahnya < 4% jumlah penduduk Indonesia), sementara sebagian besar rakyat kita hidup dibawah garis kemiskinan dan menderita kelaparan. Padahal bukankah sebagai Negara “Demokratis” yang katanya nomor 3 terbesar di dunia, kekuasaan ada di “tangan rakyat”??? Tapi mengapa rakyat yang “punya kekuasaan” malah menderita, dan tidak berdaya?? Apakah kita akan berkata: jangan salahkan konglomeratnya dong, tapi salahnya rakyat sendiri kenapa bodoh dan bisa dibodohi???
>
> Lihat, ekonomi dunia hanya dikuasai oleh sekelompok kecil Negara dengan jumlah penduduk sedikit yaitu negara-negara G-7 dan beberapa negara di Eropa Barat (yang jumlah penduduknya < 10% penduduk dunia), yang dengan arogansinya mempermainkan Negara-negara lain dengan penduduk padat yang rakyatnya miskin, menderita kurang gizi dan mati kelaparan (terutama negara-negara Afrika, Asia, Amerika Latin, Eropa Timur). Apakah kita akan berkata: jangan salahkan Negara majunya dong, salah sendiri menjadi bangsa yang bodoh dan terbelakang???
>
>
>
> Lantas dimanakah tanggung jawab sosial?? Dimana letak keadilan??
>
>
>
> Kang Hilman,
>
> Para kapitalis dunia melalui pemerintahan negara yang kuat ekonominya dan mempunyai ideologi pasar bebas, perdagangan bebas dan privatisasi industri, sering menekan negara dan pemerintahan yang lemah untuk melepaskan penguasaan terhadap aset-aset negara kepada swasta. Awalnya swata dalam negeri, kemudian akan dibeli oleh swasta asing lewat perdagangan saham di lantai bursa.
>
>
>
> Dengan cara ini para kapitalis dunia bisa membeli aset-aset negara di manapun di pelosok bumi ini. Begitu mudahnya mereka meraih ambisinya lewat lantai bursa, bahkan kadang-kadang dengan cara “merampok” secara kasar, dengan mempermainkan kurs mata uang suatu negara. Ingat kita pernah punya pengalaman pahit mengenai hal ini pada saat krisis moneter dan jatuhnya rezim orba. Kurs mata uang rupiah kita jatuh terhadap dolar, sehingga utang luar negeri melonjak drastis dan kita tak mampu bayar, maka begitu banyak asset Negara kita di bidang telekomunikasi, perbankan, pertambangan, transportasi, sampai bisnis ritel, yang terpaksa dijual dan dikuasai oleh perusahaan asing.
>
>
>
> Begitu gampangnya para kapitalis dunia “merampoki” kekayaan Negara lain yang mereka kehendaki. Semangat yang ada dibalik itu sebenarnya adalah “keserakahan”. Segelintir orang/bangsa yang kaya ingin terus mengeruk kekayaan dari sumber manapun, tanpa peduli apakah itu bakal menyengsarakan orang/bangsa lain.
>
>
>
> Jaringan para kapitalis sudah menyerupai tangan-tangan gurita yang membelit masyarakat dunia. Para penguasa politikpun dibuat bertekuk lutut dan tak berdaya. Di Indonesia sendiri kita merasakan sendiri, bagaimana peran para “konglomerat dan penguasa” terhadap kebijakan publik. Begitu gampangnya para aparat Negara dikendalikan oleh mereka lewat praktek suap, di segala tingkatannya dan di segala bidang. Tidak hanya di “eksekutif”, tapi juga di “legislatif”, bahkan “yudikatif”, Merekalah “penguasa yang sesungguhnya” di negeri ini Bung.
>
>
>
> Kang Hilman,
>
> Dunia telah dikuasai oleh system liberal/pasar bebas yang demikian “mengerikan”, karena tidak peduli pada kepentingan bersama masyarakat dunia. Yang mereka lakukan semata-mata adalah “praktek keserakahan” yang bertunpu kepada jargon-jargon “kebebasan individu”, yang ujungnya adalah penjajahan manusia atas manusia, alias “perbudakan modern”!!

> Salam,
>
> Nurhasan Achmad

1 komentar:

AMISHA mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut